Tanggapi Temuan Kapal Nirawak, La Nyalla: Jangan Sepelekan! Ada Potensi Spionase

4 Januari 2021, 15:16 WIB
Ketua DPD RI AA La Nyalla Mattalitti. /ANTARA

PR BEKASI - Menanggapi penemuan pesawat nirawak bawah laut di perairan Selayar, Sulawesi Selatan oleh nelayan, Ketua DPD RI LaNyalla Mattalitti menyatakan bahwa pemerintah harus mengusutnya segera.

Adanya penemuan ini dianggapnya dapat menjadi evaluasi bagi Kementerian Pertahanan untuk meningkatkan keamanan wilayah serta menyeru agar Menteri Luar Negeri Retno Marsudi untuk membuat nota diplomatik keberatan Indonesia terhadap negara pengirimnya.

Sebab adanya penemuan ini, mengindikasikan adanya potensi untuk memata-matai Indonesia melalui jalur bawah laut. Karena itu ia mengingatkan pemerintah harus waspada, serta mengambil langkah.

Baca Juga: Rekaman Donald Trump Paksa Georgia Ubah Perolehan Suara Pilpres AS Beredar di Media

"Ada potensi spionase dari seaglider yang belum teridentifikasi milik siapa itu. Indonesia harus waspada," kata La Nyalla, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin, 4 Januari 2021.

Ia juga meminta pemerintah untuk melakukan penyelidikan dan penyidikan terhadap seaglider yang ditemukan di jalur perairan tersibuk di Indonesia tersebut.

Apalagi menurutnya seaglider tersebut tidak ditemukan identitas siapa pemiliknya dan asal negara pembuatnya.

Baca Juga: Sempat Lengser, AC Milan Rebut Kembali Puncak Klasemen Serie A

Selain itu, ia juga menyoroti tentang dua pesawat nirawak lainnya yang ditemukan di dekat Selat Sunda dan wilayah perairan Lombok.

"Pada seaglider yang ditemukan di Selayar, tidak ditemukan ciri-ciri perusahaan negara pembuatnya. Hal itu yang harus terus ditelusuri dan pemerintah harus mengusut sampai diketahui siapa pemiliknya," kata La Nyalla.

La Nyalla juga menegaskan bahwa jika seaglider ini pada akhirnya diketahui merupakan bentuk aktivitas pengintaian, maka Indonesia harus mengambil langkah sesegera mungkin.

Baca Juga: Penuhi Panggilan Polda Metro Jaya Terkait Aksi 1812, Slamet Ma'rif Mengaku Dirinya Hanya Peserta

Seaglider memiliki banyak keperluan, lanjut dia, seperti survei atau pencarian data oseanografi di laut yang bisa diakses secara jarak jauh.

Namun, selain itu dapat juga digunakan untuk keperluan industri dan pertahanan.

Dalam dunia industri seaglider digunakan untuk kebutuhan dunia pengeboran atau bisa juga untuk mencari ikan.

Baca Juga: Skuat Bulutangkis Merah-Putih Bertolak ke Thailand dengan Optimisme para Pemain di Tengah Pandemi

Sementara pada bidang pertahanan, maka akan digunakan untuk mendapatkan data untuk keperluan militer, termasuk membuka jalan bagi kapal selam agar tidak ketahuan.

"Jika seaglider itu ternyata milik negara lain, Indonesia patut curiga adanya kegiatan mata-mata yang dilakukan. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bisa mengirimkan nota diplomatik keberatan Indonesia kepada negara pemilik seaglider," kata La Nyalla.

Karena itu ia juga menilai bahwa penemuan kapal nirawak ini dapat menjadi perhatian serius bagi Kementerian Pertahanan dan menjadi bentuk evaluasi terhadap sistem pertahanan Indonesia, terkhusus di laut.

Baca Juga: 62.560 Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Semarang, Ganjar Pranowo: 14 Januari Mulai Vaksinasi

"Kemenhan harus segera memperbaiki dan meningkatkan sistem keamanan teritori, baik itu di darat, laut, maupun udara, agar tidak ada lagi drone tak dikenal masuk di wilayah Indonesia," kata La Nyalla.

Sementara itu sebelumnya penemuan benda asing ini awalnya ditemukan oleh nelayan dan segera dilaporkan kepada Babinsa yang kemudian dibawa ke Koramil untuk diteliti oleh TNI AL.

kemudian dari hasil penelitian TNI AL, diketahui bahwa benda temuan itu merupakan seaglider yang terbuat dari alumunium dengan dua sayap dan baling-baling (propeller), sirip tunggal pada ekor serta antena di bagian belakang.

Baca Juga: Dengan Pengamanan Ketat, 62.560 Dosis Vaksin Covid-19 Tiba di Semarang

Pesawat itu juga memiliki perangkat kamera, dan memiliki sayap masing-masing berukuran 50 cm dan panjang badan 225 cm serta panjang propeller 18 cm, juga antena di bagian belakang 93 cm.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler