Viral Tak Kenal Menyerah, Beredar Video Tim SAR Menyelam dan Temukan Korban Pesawat Sriwijaya Air

11 Januari 2021, 15:13 WIB
Tim SAR gabungan dari Denjaka dan TNI AL yang sedang berusaha menemukan korban pesawat Sriwijaya Air. /Twitter @_TNIAL_

PR BEKASI - Beredar video viral di media sosial yang memperlihatkan tim Search and Rescue (SAR) gabungan sedang menyelam untuk menemukan bukti-bukti serta korban dari pesawat Sriwijaya Air SJ182 yang terjatuh pada Sabtu, 9 Januari 2021.

Dalam video berdurasi 21 detik tersebut, terlihat seorang TNI Angkatan Laut (AL) sedang menyelam sambil menunjukkan puing-puing yang berserakan di dasar laut perairan Kepulauan Seribu.

Video tersebut diunggah oleh akun resmi TNI Angkatan Laut pada Minggu, 10 Januari 2021.

Baca Juga: Anies Baswedan Kembali Perketat PSBB di Jakarta, 10 Kebijakan Ini Harus Diketahui Masyarakat

"Tanpa kenal menyerah tim SAR gabungan dari Detasemen Jalamangkara (Denjaka) & Dinas penyelamatan Bawah Air TNI AL, tanpa henti melaksanakan penyelaman untuk menemukan korban pesawat Sriwijaya Air SJY182 yang mengalami musibah.(10/1/2021)," tulis akun Twitter @_TNIAL_.

Hingga Minggu, 10 Januari 2021, sejumlah barang bukti yang diduga berkaitan dengan musibah pesawat Sriwijaya Air ditemukan.

Barang bukti itu mulai dari serpihan pesawat, kabel, pecahan ban, tumpahan minyak, bagian tubuh, properti milik penumpang, dan lainnya.

Kotak hitam atau black box yang diduga milik pesawat rute Jakarta-Pontianak itu juga sudah ditemukan lokasinya.

Baca Juga: Apresiasi Sikap Ali Ngabalin yang Minta Maaf, Ferdinand Hutahaean: Dengan Ini Saya Angkat Jempol

Selain black box, tim SAR gabungan sudah menemukan bagian pesawat yang lebih besar di dasar laut.

Upaya pengangkatan black box dan bagian pesawat lainnya pun masih ditunggu pada hari ketiga pencarian.

Informasi bagaimana lokasi diduga black box pesawat Sriwijaya Air SJ-182 ditemukan datang dari Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto.

Pada konferensi pers Minggu, 10 Januari 2021, sore, Hadi mengungkapkan bahwa tim gabungan pencari telah menandai lokasi yang diduga kuat merupakan black box milik pesawat tersebut.

Baca Juga: Arie Untung Ungkap Kenangan Mendalam dengan Kapten Afwan, Pilot yang Terbangkan Sriwijaya Air SJ182

"Saat ini terus berupaya untuk mendapatkan black box yang posisinya juga diduga kuat adalah posisi black box yang kita cari," ucapnya.

Kemudian terkait kondisi cuaca saat pesawat Sriwijaya Air mengudara, menurut Dosen Meteorologi Sekolah Tinggi Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (STMKG) Deni Septiadi menyebut terdapat kondisi cuaca tertentu sehingga pesawat yang melewati awan itu pasti mengalami turbulensi.

"Berdasarkan data satelit pada pukul 14.40 WIB di sekitar Cengkareng, terdapat awan cumulonimbus (Cb) dengan radius bentangan awan sekitar 15 km dan suhu puncak awan mencapai -70 °C mengindikasikan labil tinggi dan pesawat pasti mengalami turbulen kuat ketika melewatinya," ucapnya.

Deni menjelaskan arah angin di sekitar pesawat hilang dari level permukaan (1000 hpa) persisten dari Barat Laut, kemudian pada ketinggian 3000 Meter (700 hpa) persisten dari Barat Daya.

Baca Juga: Selain Tak Berwarna Hitam, Berikut 6 Fakta 'Black Box' Bagian Pesawat Paling Dicari Saat Kecelakaan

Dengan demikian, dari sisi angin sebenarnya tidak memiliki indikasi cross wind yang berarti.

Tidak hanya itu, Deni juga menyoroti kemungkinan pesawat Sriwijaya Air SJ182 mengalami stall atau penurunan daya angkat secara ekstrem dalam kurun waktu 1 menit. 

Deni menyebut kekurangan daya angkat hingga cuaca buruk memengaruhi performa pesawat sehingga mengalami gagal mesin.

"Beberapa hal yang memungkinkan pesawat stall secara ekstrem dalam 1 menit adalah pesawat tidak memiliki daya angkat kemungkinan akibat gagal mesin," tuturnya.

Baca Juga: Netizen Desak Polisikan Ali Ngabalin, Roy Suryo: Like saja Dilaporkan, Apalagi Ini Menyebarkan

"Sementara cuaca buruk atau adanya sel Cb juga mempengaruhi kondisi aerodinamis akibat turbulensi sehingga mengganggu dan mempengaruhi performa pesawat dan dapat mengarah pada gagal mesin. Posisi dan kemiringan pesawat terhadap aliran angin juga dapat mengarah pada posisi stall," sambungnya.

Deni menyebut kemungkinan pesawat tersambar petir bisa saja terjadi, namun teknologi sekarang membuat pesawat pabrikan Boeing mampu mengalirkan arus berlebih melalui sayap dan ekor pesawat.

"Kemudian mungkinkan petir? Dengan adanya kumpulan Cb dan suhu puncak awan mencapai -70 °C, petir tentu menjadi hal yang perlu dikhawatirkan," ucapnya.

Baca Juga: Guru Besar USU Diduga Hina dan Sebut SBY Tak Bernyali Layaknya Jokowi, Ossy: Profesor Minim Etika

"Namun dengan teknologi sekarang ini baik pesawat pabrikan Boeing maupun Airbus body pesawat terdiri dari komposit dan memiliki static discharge yang akan mengalirkan arus berlebih petir melalui sayap dan ekor pesawat sebagaimana efek Faraday," sambungnya.

Pesawat menurutnya akan mengalami gangguan kelistrikan apabila arus petir dapat masuk ke dalam sistem pesawat, tetapi secara teori tetap bisa melayang meskipun dalam keadaan mati.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler