Ramalan Mbak You Dinilai Provokatif, Pakar Psikososial Ingatkan Peramal Soal Kode Etik

21 Januari 2021, 13:11 WIB
Paranormal Mbak You. /Instagram.com/@mbakyou17

PR BEKASI - Pernyataan peramal Mbak You yang membuat heboh atas ramalan kekacauan politik di tahun 2021 mendapat tanggapan dari Ahli Psikososial Universitas Negeri Padang (UNP) Provinsi Sumatera Barat, Dr Mardianto.

Dalam tanggapannya, Mardianto menilai bahwa ramalan Mbak You adalah hal yang berbahaya, sebab bersifat provokatif, karena itu ia mengingatkan perlunya memperhatikan kode etik dalam ramalan.

"Peramal sebaiknya harus ada kode etik, yang fatal ia meramal tentang pemerintahan bahwa presiden akan dilengserkan 2021, hal itu sifatnya berbahaya dan provokatif tapi kalau dia ramal tentang selebritis terserah saja," kata Mardianto seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 20 Januari 2021.

Menurut Mardianto kehebohan yang terjadi saat ini karena Mbak You secara spesifik meramal sebuah negara dan dampaknya dalam kehidupan berbangsa.

Baca Juga: Go Internasional, Pabrik Tempe Asal Indonesia Resmi Beroperasi di Shanghai China

Hal tersebut berbeda dengan peramal lain yang umumnya meramalkan hal bersifat individu atau pribadi.

Karena itu ia mengajak masyarakat agar tidak perlu terprovokasi oleh ramalan Mbak You. Menurutnya masyarakat juga harus cerdas dengan tidak perlu menanggapi ramalan yang tidak berdasarkan pendekatan ilmiah. 

"Peramal itu sama halnya seperti dukun dan apa yang mereka ucapkan tidak ada pendekatan ilmiah, mereka hanya menyampaikan fenomena psikologi umum saja," kata Mardianto.

Dijelaskan oleh Mardianto, ketika seseorang diramal, maka ia cenderung mendapat efek forer, yaitu fenomena psikologis ketika seseorang menganggap akurat deskripsi mengenai diri mereka.

Baca Juga: Serukan Kerja Sama Internasional Pulihkan Sektor Pariwisata, Arab Saudi Apresiasi UNWTO

Lebih jauh mereka merasa bahwa ramalan itu seolah memang dibuat secara khusus untuk mereka, padahal kenyataannya itu berlaku untuk umum dan untuk banyak orang.

Itu bisa terjadi, sebab orang tersebut dipengaruhi perspektif pribadi dengan berfokus pada hal yang hanya diinginkan oleh mereka sendiri. Hal itu lah yang digunakan oleh peramal untuk menggiring opini atau memprovokasi individu agar percaya terhadap hasil ramalan.

Hal lainnya bisa disebut juga sebagai sugesti, artinya ketika seseorang disugesti hal positif maka ia mendapat efek positif juga terhadap psikologisnya yang berpengaruh dalam kehidupannya.

Sebaliknya ketika seseorang diramal dengan hal negatif, maka dampaknya ia akan mendapat sugesti negatif yang akhirnya mempengaruhi kesejahteraan psikologisnya dalam kehidupan sehari-hari. 

Baca Juga: Berharap Keajaiban dari SOS 'Minta Tolong' di Pulau Laki, Basarnas Ungkap Hasil Temuannya

Lebih jauh selain ramalan dilarang oleh agama, efek buruk terhadap ramalan disebut mampu menghilangkan motivasi orang yang diramal.

"Selain itu mereka akan takut mengambil keputusan karena sudah diramalkan seperti paham jabariyah yaitu pasrah pada takdir tanpa memiliki pilihan dan usaha dalam perbuatannya. Di agama kita ada paham qadariyah bahwa kita ada usaha untuk merubah nasib itu," katanya.

Sebab itu Mardianto mengajak masyarakat agar cerdas menerima informasi dan memastikan bahwa sumbernya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, serta jangan mudah percaya dengan ramalan.

"Masyarakat harus cerdas melihat sumber informasinya dari siapa yang valid terhadap sebuah isu dan jangan menyebarkan informasi yang kita sendiri belum yakin itu benar," kata Mardianto.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler