Sindir Muannas Alaidid yang Kritik Pandji, Andi Arief: Kurang Pinter Teriak Kurang Ajar

21 Januari 2021, 17:53 WIB
Politikus Partai Demokrat Andi Arief mengomentari ucapan Muannas Alaidid soal komentar Pandji Pragiwaksono terhadap FPI, NU, dan Muhammadiyah. /Twitter @Andiarief_

PR BEKASI - Politikus Partai Demokrat Andi Arief turut mengomentari ucapan Muannas Alaidid, seorang politikus PSI yang menyebut Pandji Pragiwaksono kurang ajar.

Muannas Alaidid memberi peringatan kepada Pandji, jangan karena menjadi YouTuber, komika kondang itu bisa menghina NU dan Muhammadiyah.

“Cari duit dari pelawak sudah betul itu atau stand-up komedi menghibur banyak orang, jangan pengen jadi YouTuber anda menginjak-injak NU dan Muhammadiyah, kurang ngajar bener anda Pandji,” ucapnya.

Baca Juga: Soal Pernyataan Pandji, Budiman Sudjatmiko: Harus Dibantah, Jangan Dipidanakan 

Andi Arief pun langsung mengkritik ucapan politikus PSI tersebut dengan sindiran yang cukup pedas dan menyebut Muannas kurang pintar.

"Kurang pintar teriak kurang ajar," ujar Andi Arief seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @Andiarief_, Kamis, 21 Januari 2021.

Sebelumnya, Muannas Alaidid menilai, sikap Pandji yang memuji FPI seperti teori politik belah bambu, memuji namun menginjak yang lainnya.

“Teori manajemen konflik, cara Pandji ini politik belah bambu, dia angkat yang satu kemudian menginjak ormas-ormas terbesar yang betul-bet menjaga dan mencerdaskan anak bangsa,” kata Muannas Alaidid.

Baca Juga: Sebut Pandji Pragiwaksono Pansos Soal FPI, Habib Husin: Framingnya Kurang Ajar Banget 

Menurutnya, membandingkan FPI dengan NU dan Muhammadiyah salah besar karena kedua ormas Islam besar di Indonesia itu telah banyak berjasa kepada bangsa.

“NU dan Muhammadiyah berjasa dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membantu masyarakat,” ujar Muannas.

Perlu diketahui,  Pandji Pragiwaksono sebelumnya mengatakan bahwa di tengah masyarakat banyak yang menjadi simpatisan FPI, telebih di kalangan bawah.

Hal tersebut terjadi karena menurutnya FPI selalu ada di masyarakat kalangan bawah ketika mereka meminta bantuan.

Baca Juga: Begini Sikap PSIS Semarang terkait Kompetisi Liga 1 yang Resmi Dibatalkan 

Ia mengatakan, di masyarakat ada banyak yang menjadi simpatisan FPI. Terlebih lagi di kalangan bawah. Itu karena FPI selalu ada ketika masyarakat kalangan bawah meminta bantuan.

Pendapat itu dia dengar dari Sosiolog Thamrin Amal Tomagola ketika diwawancarainya di Hard Rock FM Jakarta tahun 2012 silam.

“FPI itu dekat dengan masyarakat. Ini gue dengar dari Pak Thamrin Tomagola dulu tahun 2012," ujar Pandji.

"Kalau misalnya ada anak mau masuk di sebuah sekolah, kemudian ga bisa masuk, itu biasanya orang tuanya datangi FPI minta surat. Dibikinin surat ke FPI, dibawa ke sekolah, itu anak bisa masuk, terlepas dari isi surat itu menakutkan atau tidak, tapi nolong warga gitu,” ujar sambungnya.

Baca Juga: Liga 1 yang Resmi Dihentikan, Persita: Awal yang Baik Demi Kemajuan Sepakbola Indonesia 

Pandji juga menyebut, FPI terkenal dan disukai di masyarakat kalangan bawah ketika para elite dari ormas Islam besar, yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dikatakannya jauh dari masyarakat.

“FPI itu hadir gara-gara dua ormas besar Islam (NU dan Muhammadiyah) jauh dari rakyat. Mereka elite-elite politik. Sementara FPI itu dekat. Kalau ada yang sakit, ada warga yang sakit mau berobat, ga punya duit, ke FPI, kadang-kadang FPI ngasih duit, kadang FPI ngasih surat. Suratnya dibawa ke dokter jadi diterima,” ucapnya.

Pandji melanjutkan, menurut Tamrin Tomagola, pintu ulama-ulama dari kalangan FPI selalu terbuka untuk membantu masyarakat yang sedang kesusahan, sementara NU dan Muhammadiyah, terlalu elitis sehingga masyarakat enggan untuk mendekat.

Baca Juga: Berbeda 45 Tahun, Nenek Ini Merasa Kesepian Selama Karantina karena Jauh dari Kekasihnya 

“Kata Pak Tamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang bisa. Nah, yang NU dan Muhammadiyah yang terlalu tinggi dan elitis, warga tuh ngga kesitu, warga justru ke FPI. Makanya mereka pada pro FPI, karena FPI ada ketika mereka butuhkan,” tutupnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler