Jika Trump Berkuasa Lebih Lama, Normalisasi Hubungan RI dengan Israel Bisa Tercapai

22 Januari 2021, 19:17 WIB
Ilustrasi bendera Indonesia (kanan) dan bendera Israel. /Pixabay/Jorono

PR BEKASI – Seorang pejabat senior Amerika Serikat (AS) mengungkapkan bahwa Indonesia dan Mauritania hampir saja menjadi negara mayoritas Muslim selanjutnya yang melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel yang diprakarsai oleh Donald Trump.

Namun, normalisasi tersebut urung terlaksana karena Donald Trump yang sebelumnya menjabat sebagai Presiden AS terlanjur turun dari jabatannya yang digantikan oleh Joe Biden.

“Normalisasi tersebut bisa saja tercapai andai Donald Trump memiliki satu atau dua bulan lagi di Gedung Putih,” kata pejabat tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Times of Israrel.

Indonesia dengan jumlah penduduknya yang mencapai 270 juta lebih jiwa diketahui merupakan negara mayoritas muslim terbesar di dunia.

Baca Juga: Lirik Lagu Tanpa Batas Waktu - Fadly feat Ade Govinda, Pengiring Keromantisan Ikatan CInta

Apabila Indonesia berhasil mencapai normalisasi dengan Israel, hal tersebut akan memberikan kepentingan simbolis ekstra bagi pemerintahan Donald Trump.

“Hal tersebut dapat memperlihatkan bahwa konflik Israel-Palestina tidak perlu menjadi penghalang bagi terciptanya perdamaian antara negara Yahudi dan dunia Muslim serta Arab,” kata pejabat tersebut. 

Bahkan, Donald Trump telah berjanji pada Indonesia akan memberikan bantuan pembangunan sebesar 2 miliar dolar atau senilai Rp28 miliar jika berhasil mencapai normalisasi dengan Israel.

Hal tersebut dikatakan oleh CEO Perusahaan Keuangan Pembangunan Internasional AS (IDFC), Adam Boehler.

Baca Juga: Gelar Pelatihan Antisipasi Banjir, Kementerian PUPR Soroti Warga di Daerah Aliran Sungai

“Kami sedang membicarakannya dengan mereka. Jika mereka siap, mereka siap, dan jika mereka siap maka kami akan dengan senang hati bahkan mendukung lebih banyak secara finansial daripada yang kami lakukan,” katanya.

Pada saat itu, Presiden Joko Widodo mencoba meredam spekulasi tersebut dengan mengatakan kepada Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas bahwa Indonesia tidak akan menormalisasi hubungan dengan Israel sampai negara Palestina didirikan.

Sementara itu, Mauritania disebut sebagai negara Muslim yang selangkah lebih di depan dibanding Indonesia untuk mencapai normalisasi dengan Israel.

Sebelum Donald Trump lengser dari Gedung Putih, Mauritania dikabarkan tinggal membutuhkan beberapa minggu lagi untuk mencapai kesepakatan melakukan normalisasi.

Baca Juga: Seakan Dapat Ilham dari Mimpi Suami, Seorang Istri Menang Undian Rp662 Miliar

Negara yang terletak di benua Afrika tersebut menurut tim perdamaian Trump yang dipimpin oleh Jared Kushner dan utusan khusus Avi Berkowitz, disebut sebagai negara selanjutnya yang mengikuti jejak Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko dalam normalisasi.

Sebelumnya, diketahui Mauritania sempat menjadi negara anggota Liga Arab ketiga setelah Mesir dan Yordania yang menjalin hubungan diplomatik penuh dengan Israel pada 1999 lalu.

Namun, Mauritania kembali memutuskan hubungan dengan Israel pada sepuluh tahun lalu akibat menentang serangan negara Yahudi tersebut ke Gaza pada kurun waktu 2008-2009.

Diketahui, tim perdamain Trump juga sempat melakukan pembicaraan dengan Oman dan Arab Saudi seputar normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel.

Baca Juga: Cek Fakta: Daging Babi dan Anjing Dikabarkan Sudah Bebas di Indonesia karena Gus Yaqut

Berbeda dengan empat negara arab sebelumnya, pembicaraan dengan Oman dan Arab Saudi menemui jalan buntu.

Tim perdamaian Trump berharap Presiden AS baru, Joe Biden melanjutkan proses normalisasi tersebut untuk menciptakan perdamaian di dunia.

“Saya berharap pemerintahan Biden memanfaatkan ini karena ini baik untuk semua orang. Perdamaian bukanlah cita-cita Republik atau cita-cita Demokrat,” kata pejabat AS.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Time of Israel

Tags

Terkini

Terpopuler