Bansos Penyandang Disabilitas Dikorupsi, Ketua HWDI: Tega Banget, Beras Berkutu dan Sarden Sudah Bau

11 Februari 2021, 18:12 WIB
Ketua HWDI Jakarta Timur, Muharyati merasa miris karena bansos untuk penyandang disabilitas dikorupsi. /Tangkapan layar YouTube.com/Najwa Shihab/

PR BEKASI - Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Jakarta Timur, Muharyati merasa miris ketika mendengar dana bantuan sosial (bansos) dikorupsi.

Mirisnya lagi, Muharyati menuturkan bahwa selama ini bansos yang diterima para disabilitas berkualitas sangat buruk hingga tak layak dikonsumsi.

Hal itu disampaikan Muharyati dalam acara 'Mata Najwa' bertajuk 'Ironi Korupsi Kala Pandemi' pada Rabu malam, 10 Februari 2021.

Baca Juga: Jokowi Butuh Kritik yang Keras dan Pedas, Iwan Fals: Ini Barangkali yang Disebut 'Nabi' Bebenah Diri

"Kita miris sekali ya, karena sudah disabilitas, hak kita juga dikorupsi, tega banget ya, tega sekali," kata Muharyati, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com tayangan kanal YouTube Najwa Shihab, Kamis, 11 Februari 2021.

Murhayati pun menjelaskan bahwa Organisasi Penyandang Disabilitas (OPD) di setiap wilayah sudah mengajukan jumlah bansos yang dibutuhkan, tapi yang diterima tidak sesuai dengan yang diajukan.

"Masing-masing OPD kita mengajukan untuk bantuan sosial tersebut, tapi yang didapat tidak sesuai dengan yang kita ajukan," kata Muharyati.

Baca Juga: Innalillahi, Armand Maulana Sampaikan Kabar Duka: Semoga Almarhumah Husnul Khotimah dan Ditempatkan di Surga

Lebih lanjut, Muharyati mengungkapkan bahwa kualitas bansos yang diterima para penyandang disabilitas setiap bulannya selalu menurun.

"Pertama pada bulan April kita mendapat paket bantuan yang masih sangat komplit, ada beras 10 kg, minyak goreng 1 kg, mie instan 5 buah, susu UHT cair 5 buah, sarden 4 buah, gula, dan sabun," kata Muharyati.

Namun, pada bulan kedua, isi bansos yang diterima pun mulai berubah, mulai dari merek hingga kualitas yang memburuk.

Baca Juga: Rayakan Anniversary ke-40 Tahun Tanpa Istri, Indro Warkop: Kangen Banget, Peluk Sebentar di Mimpi dong Thy

"Untuk bantuan kedua, bulan Mei, itu masih lengkap tapi susunya sudah mulai berubah, kemudian gula menghilang, sarden dan minyak goreng berubah merek, dan ini lebih jelek kualitasnya, telur juga tidak ada," kata Muharyati.

Tak berhenti sampai di situ, di bulan ketiga, paket bansos mulai mengalami kemerosotan yang sangat drastis, karena kualitasnya yang tidak layak dikonsumsi.

"Kemudian untuk yang ketiga, sudah banyak sekali perubahan, banyak sekali kemerosotan, terutama mie instan mereknya berubah, cabe juga mereknya tidak ada di pasaran," kata Muharyati.

Baca Juga: Kaget dan Prihatin Mantan Istrinya Terjerat Kasus Narkoba, Andika Mahesa: Setahu Saya, Caca Baik

"Kalau beras berkutu, sudah ada yang menjadi tepung-tepung gitu. Sardennya maaf, sudah bau, maksudnya itu baunya amis menyengat. Jadi sudah tidak layak konsumsi," sambungnya.

Muharyati lantas menjelaskan bahwa selama pandemi, kebanyakan para penyandang disabilitas bekerja di sektor informal terutama UKM, ada yang menjahit, pijat, salon, jualan kerupuk, sembako, makanan kecil, dan sebagainya.

"Di masa pandemi itu kita sulit sekali untuk memasarkan hasil produk kita. Nah di situlah, teman-teman merasa terpuruk sekali sejak pandemi Covid-19 ini," kata Muharyati.

Baca Juga: Hubungi Indro Warkop Soal Perkara Ridwan Remin, Ruben Onsu Singgung Kode Etik Komedian

Itulah mengapa bansos di saat pandemi Covid-19 sangat membantu para disabilitas. Namun, sungguh miris sekali ketika bansos tersebut dikorupsi oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.

Menurut Muharyati, dengan semakin menurutnya kualitas bansos, itu sangat berpengaruh sekali pada kehidupan sehari-hari para penyandang disabilitas.

"Jika kita mendapat bantuan berupa sembako, apalagi yang tidak layak dikonsumsi, itu sangat berpengaruh sekali untuk makan kita sehari-hari," ujar Muharyati.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube Najwa Shihab

Tags

Terkini

Terpopuler