Ada Galian Tanah Kereta Cepat, Banjir Cipinang Melayu Cepat Surut

20 Februari 2021, 19:11 WIB
Proyek galian tanah di RW 12 Cipinang Melayu, Jakarta Timur dinilai mempercepat surut banjir yang melanda kawasan setempat akibat luapan Kali Sunter, Sabtu, 20 Februari 2021. /ANTARA/Andi Firdaus /

PR BEKASI – Banjir di kawasan Jakarta Timur yang terjadi setelah dilanda hujan ekstrem pada Sabtu, 20 Februari dini hari surut cepat akibat keberadaan galian tanah di sekitar Cipinang Melayu.

Menurut Dwiyanto (30) yang merupakan warga Cipinang Melayu, aliran banjir lebih cepat surut lantaran terbantu oleh keberadaan proyek konstruksi galian tanah yang membuat air luapan Sungai Sunter meluncur ke dalamnya.

Diduga, galian tanah tersebut merupakan salah satu proyek pengerjaan terowongan kereta cepat Jakarta-Bandung.

Baca Juga: BMKG: Prediksi Musim Hujan - Kemarau 2021, Fenomena La Nina Pengaruhi Curah Hujan Indonesia

Baca Juga: Sang Ayah Masih Tutup Pintu Komunikasi, Kalina Oktarani: Aku Cuma Mau Hidup Bahagia sama Vicky Prasetyo

Baca Juga: Sentil Anies Baswedan Soal Banjir Jakarta, Yunarto Wijaya: Biasanya Pak Wagub yang Lebih Sering Muncul 

"Proyek galian ini cukup besar sepertinya untuk jalur kereta. Sejak semalam hujan, airnya meluncur ke dalam lubang galian seperti air terjun," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Terlihat di terletak di antara RT 7 dan RT 9 RW 12 Cipinang Melayu terdapat sebuah galian tanah dengan lubang berdiameter relatif besar

Air limpasan Kali Sunter yang menerjang rumah warga di sekitar lingkungan setempat meluncur dengan deras ke bagian dalam lubang.

Baca Juga: 'Luka Lama' SBY-Mega Diungkit Kembali, Pengamat Politik: Pilihannya Tidak Rujuk Dulu

Sejumlah alat konstruksi berupa pembatas area proyek tampak tertulis nama perusahaan kontraktor PT Wika di beberapa bagian seng penghalang.

Dwiyanto menyebutkan lubang tersebut sudah setahun terakhir dipersiapkan sebagai jalur Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC) yang menghubungkan Cipinang Melayu tembus ke kawasan Radar, Kecamatan Rawamangun Kota Bekasi sepanjang sekitar satu kilometer.

Berkat galian tanah tersebut, kata Dwiyanto, banjir di sekitar RT 8 dan RT 9 RW 12 Cipinang Melayu lebih cepat surut.

Baca Juga: Kirim Foto Selfie, Perseverance NASA Berhasil Tiba di Planet Mars

Bahkan banjir yang biasanya mencapai ketinggian dada orang dewasa, kali ini hanya sampai semata kaki orang dewasa

"Sekarang palingan sekitar mata kaki. Airnya stabil di ketinggian sekitar 15 sentimeter karena banyak yang mengarah ke dalam lubang galian itu," katanya.

Banjir di RW 12 tampak lebih rendah permukaan airnya bila dibandingkan dengan sejumlah RW lain di sekitar. Misalnya di RW04 yang mencapai ketinggian berkisar 3-4 meter.

Baca Juga: Jokowi: Kita Perlu Terobosan dan Langkah Baru agar Terlepas dari Krisis

Banjir di wilayah itu terakhir kali terjadi pada awal 2020. Beberapa kali terjadi luapan Kali Sunter, wilayah RW 12 kerap kali luput dari terjangan air.

"Di sini biasanya jarang terjadi banjir sejak Waduk Tiu di Pondok Ranggon selesai dibuat dan efektif menampung air hujan dari hulu Kali Sunter. Mungkin ada pengaruh dari Waduk Tiu juga selain galian lubang ini," kata Dwiyanto.

Sementara itu pihak KCIC yang dikonfirmasi terkait dampak dari banjir tersebut, belum memberikan pernyataan hingga tenggat pengiriman berita ke meja sunting redaksi.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler