Susi Pudjiastuti Sedih Netizen Indonesia Dinobatkan sebagai Warganet Paling Tidak Sopan se-Asia Tenggara

25 Februari 2021, 13:41 WIB
Susi Pudjiastuti yang sedih Netizen Indonesia dinobatkan sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara. /Instagram @susipudjiastuti115

PR BEKASI - Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengaku sedih karena netizen Indonesia baru-baru ini dinobatkan sebagai netizen paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Melalui akun Twitternya, Susi Pudjiastuti mengunggah sebuah artikel dan mencuit bahwa Netizen Indonesia paling tidak sopan se-Asia Tenggara.

Dalam cuitannya tersebut juga, Susi Pudjiastuti menambahkan sejumlah emoji sedih yang menunjukkan kegelisahannya terhadap kesopanan netizen Indonesia.

Sebelumnya, Microsoft telah mengeluarkan laporan tahunan terbaru terkait tingkat kesopanan netizen atau pengguna internet bertemakan 2020 Digital Civility Index (DCI).

Baca Juga: Cara Baru Penindakan Pelanggar UU ITE, Polisi Virtual Akan Beri Peringatan Lewat DM

Baca Juga: Cek Fakta: Pemilik e-KTP Dikabarkan Berhak Dapat BLT Rp600 Ribu, Simak Faktanya

Naasnya netizen Indonesia termasuk salah satu yang diteliti mereka dan menempati rangking bawah.

Secara global seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Microsoft, Kamis, 25 Februari 2021, Belanda menjadi negara dengan netizen paling sopan, menempati ranking pertama.

Sementara di Asia Tenggara, umumnya Asia, Singapura berada di posisi teratas dan keempat secara global.

Singapura tercatat naik empat peringkat, menggantikan Malaysia yang sebelumnya menempati urutan pertama. 

Baca Juga: Retno Marsudi Temui Menlu Myanmar di Bangkok, Bahas Penyelesaian Gejolak Politik Myanmar

Adapun Indonesia dalam laporan tersebut menempati ranking ke-29 dari 32 negara yang diteliti Microsoft sehingga posisinya dinyatakan paling bawah di Asia Tenggara, menurun 8 poin dengan skor 76.

"Studi tahunan kesopanan digital ini penting untuk meningkatkan kesadaran dan mendorong interaksi positif secara online," ujar Regional Digital Safety Lead, Asia-Pacific, Microsoft, Liz Thomas.

Survei ini diketahui diselenggarakan pada bulan April hingga Mei 2020, melibatkan 16 ribu responden yang terdiri dari kaum muda dan dewasa. 

Diberlakukan skor dari 0 sampai 100, di mana makin rendah skor berarti paparan risiko online makin rendah, sehingga tingkat kesopanan di internet negara itu disimpulkan makin tinggi.

Baca Juga: Kecam Tindakan Oknum TNI-Polri Jual Senjata ke KKB di Papua, HNW: Harus Sanksi Tegas Agar Tak Diulangi!

Risiko netizen yang dimaksud termasuk paparan kabar hoaks, ujaran kebencian, penipuan atau diskriminasi yang dialami di dunia maya. 

Kabar baiknya selama masa pandemi, 26 persen responden global menyatakan kesopanan online lebih baik karena netizen ingin membantu satu sama lain.

Namun risiko hoaks dan penipuan disebut meningkat 3 persen, ujaran kebencian naik 4 persen dan diskriminasi naik 5 persen. Di India, responden melaporkan paparan ujaran kebencian naik dua kali lipat sejak tahun 2016.

Adapun Indonesia, skor DCI untuk kaum remaja sebenarnya tidak berubah, tapi turun di kalangan dewasa. 

Baca Juga: Cek Fakta: Salat Jumat Dikabarkan Telah Dilarang oleh Gus Yaqut Setelah Suratnya Ditandatangani, Ini Faktanya

"Tidak ada perubahan skor DCI untuk kalangan muda tapi penurunan minus 16 poin di orang-orang dewasa di Indonesia," sebut Microsoft.

Risiko terbesar netizen Indonesia adalah hoaks dan penipuan yang naik 13 persen, ujaran kebencian naik 5 persen, namun diskriminasi turun 2 persen. 

Empat dari 10 responden menilai kesopanan lebih baik selama pandemi. Namun hampir 5 dari 10 orang mengaku terlibat dalam bullying dan 19 persen responden mengaku sebagai target.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Microsoft Twitter

Tags

Terkini

Terpopuler