dr. Tirta Dianggap Bela Jokowi Soal Kerumunan Warga, Yan Harahap Beri Sindiran Pedas

26 Februari 2021, 20:59 WIB
Deputi Balitbang Partai Demokrat, Yan Harahap angkat bicara soal dana hibah Rp9 miliar. /Instagram.com/@yanharahap

PR BEKASI - Deputi Balitbang Partai Demokrat Yan Harahap menanggapi soal komentar yang dilontarkan oleh salah satu influencer dokter yang mendadak dikenal namanya semenjak masa pandemi ini, dr. Tirta.

Yan Harahap menyatakan bahwa seperti itulah jika seseorang yang bukan ahlinya ikut berkomentar atas sesuatu yang bukan bidangnya.

Dia melanjutkan akan seperti itu akibatnya jika seorang dokter menjadi buzzer.

"Begini akibatnya, jika yang bicara bukan ahli di bidangnya. Begini akibatnya, jika seorang dokter 'menjelma' menjadi buzzer," cuit Yan Harahap, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari akun Twitter pribadi @YanHarahap pada Jumat, 26 Februari 2021.

Baca Juga: 3 Jenis Makanan Penyebab Asam Urat Gampang Kumat yang Perlu Dihindari 

Sebelumnya, saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) melakukan kunjungan ke Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT) terjadi kerumunan massa yang menyambut kedatangannya.

Dalam kerumunan tersebut terlihat rasa antusias warga untuk menyambut dengan berdesakan, bahkan beberapa di antaranya tampak tak menggunakan masker, yang mana menjadi peraturan wajib selama masih masa pandemi Covid-19.

Menanggapi kerumunan tersebut, Jokowi muncul dari atas mobilnya yang dapat dibuka dan menyapa warga sembari menunjukkan tangan ke arah masker.

Dia pun sempat membagi-bagikan suvenir dari atap mobil yang ditumpanginya tersebut.

Kemudian, dalam salah satu kanal media televisi, dr. Tirta Hudhi menyatakan bahwa apa yang terjadi di Maumere, Nusa Tenggara Timur (NTT), perihal kerumunan yang terjadi bukan salah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Baca Juga: 'Diserang' Warganet Indonesia Usai Rilis Riset Kesopanan, Instagram Microsoft Mendadak Matikan Kolom Komentar 

Dia menyatakan bahwa yang seharusnya disorot adalah kerja sama antara protokoler dan aparat daerah.

Dia juga menuturkan ada pelanggaran yang serius terkait peristiwa kerumunan tersebut yakni terjadi kegagalan orang-orang di lapangan untuk menjaga SOP.

"Namanya Presiden kalau ada orang kerumunan harusnya barikade dijaga. Itu video dipotong, video utuhnya itu mobil beliau langsung diseruduk orang banyak. Paspampres dua orang naik motor gede sampe rubuh. Paspampres rubuh," katanya.

Karena itu, menurut logikanya saat itu banyak warga yang mengerumuni.

"Sampeyan jadi Presiden liat warga nyegat ditubruk, masa ditubruk. Maju kena mundur kena, berarti yang bisa buat bubar Presidennya keluar dari atap," ujarnya.

Baca Juga: Terciduk Curi Uang Milik Pengantin di Acara Pernikahan, Ibu Ini Pura-pura Berubah Jadi Tamu Undangan 

Dia pun menyatakan tindakan Jokowi untuk membagi-bagikan suvenir kepada warga adalah dalam rangka agar kerumunan yang terjadi bubar.

Lebih Lanjut, atas dugaan membuat kerumunan tersebut, Jokowi telah dilaporkan ke Polisi oleh Koalisi Masyarakat Anti Ketidakadilan ke Bareskrim Polri pada Kamis lalu.***

 

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler