Dinilai Umbar Kehidupan Pribadi, KPI Beri Sanksi Program 'Status Selebritis'

27 Februari 2021, 12:28 WIB
Program /KPI

PR BEKASI - Sanksi administratif berupa teguran tertulis diberikan oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) kepada program siaran "Status Selebritis" di SCTV.

Program acara hiburan tersebut, disebut telah melanggar Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3SPS) KPI tahun 2012.

Pelanggaran "Status Selebriti" tersebut ditemukan dalam tayangan yang disiarkan pada 2 Februari 2021 pukul 07.25 WIB.

Baca Juga: Masih Ada 73 Titik Banjir, BPBD Kabupaten Bekasi Beberkan Jumlah Warga Terdampak

Baca Juga: Video Anak Titipkan Orang Tua ke Panti Jompo Lantaran Tak Mau Urus Viral di Media Sosial

Baca Juga: Nurdin Abdullah Kena OTT KPK Pascalantik 11 Kepala Daerah

Bentuk pelanggaran yang dimaksud adalah, tayangan video yang bersumber dari instagram @manaberita, yang menginformasikan soal kehidupan pribadi seseorang.

Dalam hal itu terkait dengan seorang suami yang memergoki istrinya selingkuh dengan pria lain, yang diduga sebagai oknum lurah.

Dalam tayangan tersebut juga diselipkan video amatir yang ditampilkan berulang-ulang kejadian suami yang melabrak dan meluapkan kemarahannya terhadap pasangannya itu.

Disampaikan oleh Wakit Ketua KPI Pusat, Mulyo Hadi Purnomo, tayangan yang dimaksud telah melanggar delapan pasal dalam P3SPS, ditambahkan juga bahwa mereka mengabaikan Surat Edaran KPI Nomor 591/K/KPI/31.2/12/2019.

Baca Juga: Papua Tegas Tolak Investasi Miras di Wilayahnya, Said Didu: Semoga Buzzer Tak Beri Mereka Gelar Kadrun

Surat itu tertanggal 17 Desember 2019, mengenai Program Siaran Infotainment di Lembaga Penyiaran Televisi.

"Kami menilai tayangan video tersebut tidak memperhatikan penghormatan terhadap hak privasi seseorang sekaligus perlindungan terhadap anak dan remaja dalam siaran. Padahal acuan ini telah diatur tegas dalam P3SPS KPI," katanya, dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari KPI pada Sabtu, 27 Februari 2021.

Dituturkannya, pihaknya tidak akan mentolerir segala bentuk siaran yang mengumbar persoalan atau masalah pribadi seseorang dalam semua mata acara.

Dia menyatakan tayangan seperti memiliki manfaat yang rendah, walaupun mungkin dapat memberikan pelajaran hidup mengenai kehidupan berumah tangga.

Baca Juga: Peringati SBY Usai Singgung Moeldoko, Ali Mochtar Ngabalin: Saya Akan Perang Kalau Seret Nama Jokowi

"Tetapi visual yang dimunculkan justru membuka kemungkinan dampak baru di masyarakat. Belum lagi kalau yang menontonnya anak-anak dan remaja, ini akan memberi pengaruh yang tidak baik bagi mereka,” ujar Komisioner bidang Isi Siaran itu.

Dia pun meminta SCTV dan seluruh lembaga penyiaran untuk lebih jeli, berhati-hati, dan teliti sebelum menyiarkan informasi atau video, terutama jika konten tersebut viral di masyarakat.

“Tidak semua hal yang viral di media sosial mesti masuk ke dalam ruang siaran. Televisi saat ini banyak yang terlalu ceroboh mengambil muatan viral di media sosial demi sesuatu yang sensasional agar ditonton," ucapnya.

Baca Juga: Anggota DPRD Minta Pemprov DKI Tindak Tegas THM Bandel: Langsung Sikat Aja

Dia menegaskan bahwa semestinya perlu dilihat dan dipertimbangkan dampak dan manfaat siaran tersebut bagi masyarakat.

"Bagaimana pun televisi sebagai ruang publik ini harus dimanfaatkan sebesar-besar untuk kepentingan masyarakat lewat informasi dan siaran yang baik serta berkualitas." kata Mulyo.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: KPI

Tags

Terkini

Terpopuler