Moeldoko Terpilih Jadi Ketum Demokrat Versi KLB, Pangi Syarwi: Lebih Jorok Dibandingkan Orde Baru

6 Maret 2021, 07:16 WIB
Pengamat Politik, Pangi Syarwi Chaniago menanggapi terpilihnya Moeldoko sebagai Ketum Partai Demokrat versi KLB Sumut. /Instagram.com/@pangisyarwi/

PR BEKASI - Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago angkat bicara terkait Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatra Utara yang menetapkan KSP Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Pangi Syarwi Chaniago merasa heran karena KLB tersebut tidak bisa dibubarkan, padahal jelas-jelas Polisi tidak memberi izin diadakannya kegiatan tersebut.

"Katanya polisi tak beri izin, tapi tak bisa membubarkan, begitu kuatkah sumber kekuasaan?," kata Pangi Syarwi Chaniago, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @pangisyarwi1, Sabtu, 6 Maret, 2021.

Baca Juga: Ngotot Ingin Lakukan Tes DNA pada Anak Yunita Lestari, Istri Daus Mini: Namanya Aib Pasti Bakal Terungkap

Baca Juga: Siap Gantikan Posisi AHY, Hasnaeni Moein: Saya Akan Ubah Partai Demokrat Jadi Partai Emas

Baca Juga: Kritik Aturan ASN Wajib Salat Subuh Berjamaah, Teddy Gusnaidi: Bahaya, Makin Banyak yang Ambil Peran Tuhan

Pangi Syarwi lantas mengingat ucapan Tenaga Ahli KSP Ali Mochtar Ngabalin yang meminta semua pihak tak mengaitkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kudeta Partai Demokrat.

Tapi menurutnya, bagaimana tak mengaitkannya dengan Presiden Jokowi, di saat pelaku kudeta Partai Demokrat adalah Moeldoko, yang merupakan orang dalam Istana.

Pangi Syarwi pun mempertanyakan, apakah nanti akan ada sanksi yang dijatuhkan Presiden Jokowi pada Moeldoko atas tindakannya yang telah melakukan kudeta.

Baca Juga: Moeldoko dengan Darah Dingin Kudeta AHY, SBY: Saya Malu dan Salah Dulu Percaya dan Beri Jabatan pada Moeldoko

"Kata Ngabalin, jangan sebut-sebut nama presiden, jangan kait-kaitkan presiden dalam soal kecil begini, wong Moeldoko KSP Istana, nanti Moeldoko apakah bakal dipecat? Tinggal giliran dikhianati," kata Pangi Syarwi.

Lebih lanjut, Pangi Syarwi menilai bahwa sejarah saat ini lebih jorok jika dibandingkan dengan sejarah orde baru.

"Sejarah lebih jorok dibandingkan orde baru, baru kali ini partai diakusisi yang bukan kader partai, sekaligus orang bawahan presiden yang namanya KSP itu, awalnya ngak ngaku, tapi beliau inner circle istana," kata Pangi Syarwi.

Baca Juga: Tertawa Tahu Moeldoko Terpilih Jadi Ketua Umum Demokrat, Andi Arief: KLB Nekad Menghasilkan Ketum Bonek

Pangi Syarwi lantas mempertanyakan apakah ada Surat Keputusan (SK) KLB atau Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) yang tidak ditandatangi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

"Ada gak SK KLB/Munaslub yang tak ditanda tanggani Kemenkumham? Rusak," ujar Pangi Syarwi.

Sebelumnya, Moeldoko resmi terpilih menjadi Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021-2025 dalam KLB yang digelar di Hotel The Hill, Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Jumat, 5 Maret 2021.

Baca Juga: Tegaskan Tak Ada Dualisme Kepemimpinan, AHY: Saya adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang Sah dan Legitimasi

KLB tersebut juga menetapkan Marzuki Alie yang merupakan mantan Ketua DPR RI, sebagai Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat periode 2021-2025.

Sementara itu, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinyatakan demisioner.

Dalam acara itu, Moeldoko mengajak seluruh kader Partai Demokrat untuk bersatu dan kompak memajukan partai guna meraih kejayaan.

"Saya mengajak seluruh kader Demokrat dari Sabang sampai Merauke untuk bersama berjuang meraih kembali kejayaan Demokrat," kata Moeldoko.

Baca Juga: Gaungkan Benci Produk Luar Negeri Jadi Polemik, Jokowi: Begitu Saja Ramai, Boleh Kan Tidak Suka Produk Asing

Menurut Moeldoko, kekuatan Partai Demokrat berada di tangan seluruh kadernya, untuk itu dia berharap seluruh pemimpin Partai Demokrat agar menggandeng rakyat.

"Selaku pemimpin partai baik di tingkat provinsi sampai dengan kelurahan, harus bersama dengan rakyat," ujar Moeldoko.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler