Gatot Nurmantyo Tolak Kudeta AHY dari Demokrat, Renanda Bachtar: Kenapa Moeldoko Tak Bisa Teladani Juniornya?

8 Maret 2021, 12:23 WIB
Jenderal TNI (purn) Gatot Nurmantyo tolak kesempatan congkel AHY dari Partai Demokrat. Renanda Bachtiar sindir Moeldoko. /Tangkapan layar YouTube/Bang Arief

PR BEKASI - Jenderal TNI (purn) Gatot Nurmantyo blak-blakan juga ditawari untuk mengkudeta Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dari pucuk kepemimpinan Partai Demokrat.

Namun Mantan Panglima TNI tersebut dengan tegas menolak tawaran tersebut karena moral dan etikanya tidak bisa menerima cara seperti itu.

Sikap yang ditunjukkan Gatot Nurmantyo jelas berbeda dengan seniornya, Moeldoko yang kini disorot karena menyerobot kursi Ketua Umum Partai Demokrat dari AHY lewat Kongres Luar Biasa (KLB) di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Berbagai pujian dilontarkan oleh para kader Demokrat, salah satunya Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Renanda Bachtar.

Baca Juga: Kepergok Selingkuh, Felicia Tissue Nekat Adukan Kaesang Pangarep Pada Kahiyang Ayu Hingga Presiden Jokowi

Baca Juga: Berharap Johnny Depp Kembali Tampil di Pirates 6, Lebih dari 500 Ribu Orang Tandatangani Petisi

Baca Juga: Demokrat versi KLB Sumut Daftar ke Kemenkumham, Ferdinand: Pertarungan Sesungguhnya akan Dimulai! 

Renanda Bachtar memuji bahwa Gatot Nurmantyo tahu balas budi ke Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan mempertanyakan mengapa Moeldoko tidak bisa meneladani juniornya tersebut yang juga sesama Panglima TNI.

"Gatot Nurmantyo tahu balas budi ke SBY. Mengapa Moeldoko tak bisa meneladani juniornya?," ucap Renanda Bachtar.

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menyampaikan bahwa dia tidak akan berkomentar mengenai isu kudeta Partai Demokrat karena saat itu masih belum terjadi (ketika video diambil KLB belum digelar dengan hasil Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjadi Ketua Umum) dan dikatakannya masih spekulasi.

Diungkapkan Gatot Nurmantyo, banyak yang bertanya kepadanya, 'Pak, Bapak juga digadang-gadang menjadi calon ketua', yang dijawab olehnya bahwa siapa yang tidak mau dijadikan Ketua Umum dengan perolehan partai yang besar dan memudahkan jalan menjadi Presiden dan segala macam.

Dinyatakannya, pernah ada pihak yang datang kepadanya dengan menawari jabatan tersebut.

Baca Juga: Tinggal 7 Hari Lagi, Simak Tata Cara Pendaftaran SPAN PTKIN yang Ditutup 15 Maret 2021

Baca Juga: Syahrial Nasution Tanggapi Ruhut Sitompul yang Bela Moeldoko: Gak Aneh, Dulu Akbar Tanjung-SBY Juga Dijilat 

"Datang lalu ditanya bagaimana prosesnya, 'begini Pak, nanti kita bikin KLB'. KLB terus bagaimana (tanya Gatot), 'ya nanti yang dilakukan adalah menjatuhkan AHY dulu, mosi tidak percaya agar AHY turun. Setelah AHY turun nanti pemilihan, Bapak pasti deh nanti begini-begini', Oh begitu ya," katanya menceritakan.

Dijawab oleh Gatot Nurmantyo, jika menurunkan Agus Harimurti Yudhoyono, dia dapat naik bintang satu dan dua itu hal yang dapat dikatakan biasa, tetapi saat naik bintang tiga maka Presiden pasti akan tahu.

Selain itu, dia mendapat jabatan sebagai Pangkostrad, sudah pasti Presiden akan tahu, terlebih saat itu yang menjabat adalah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang notabene juga tentara.

Itu bukan hal yang sembarangan karena ketika itu Gatot pernah dipanggil ke Istana oleh SBY.

"'Kamu akan saya jadikan Kepala Angkatan Darat', kata saya terima kasih atas penghargaannya dan laksanakan penuh rasa pertanggungjawaban," ujarnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Bang Arief pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Baca Juga: Ketua MPR Diminta Atta Halilintar Jadi Saksi Pernikahan: Saya Siap, Semoga Presiden dan Wakil Juga Bisa Hadir

Baca Juga: Sebut KLB Demokrat Berpotensi Singkirkan Mahfud MD, Natalius Pigai: Pak Moeldoko Ingin Jadi Menko Polhukam  

Diungkapkan Gatot Nurmantyo, SBY memberi pesan untuk melaksanakan tugas dengan profesional, cintai prajurit, dan keluarga dengan segenap hati dan pikiran. SBY tidak menitipkan pesan atau yang lainnya.

Intinya yang ingin disampaikan oleh Gatot Nurmantyo adalah dia telah dibesarkan oleh dua sosok Presiden yakni SBY dan Presiden Joko Widodo (Jokowi), lalu bagaimana bisa dia membalas jasa tersebut dengan 'mencongkel' anaknya.

"Ini kan yang lagi viral tuh, puma nerkam orang utan kan gitu, terus ternyata begitu ada anaknya enggak jadi dimakan, anaknya diangkat dan diamankan sama dia, itu binatang," ucapnya.

Dia mempertanyakan nilai-nilai apa yang dapat diberikan untuk anaknya kelak, orang dapat mengatakan 'Aduh itu anak enggak beradab tuh, udah dijadikan KSAD sama ini, anaknya jabat malah digantiin dan dihabisi untuk yang lebih besar lagi'. 

Akhirnya dia pun memutuskan untuk menolak tawaran tersebut.

"Saya bilang terima kasih tetapi moral dan etika saya tidak bisa menerima dengan cara seperti itu. Akhirnya 'Pak, kan..' sudahlah tidak usah bicara lagi saya bilang kalau itu saya tidak," ucap Gatot Nurmantyo menutup percakapan.***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler