Megawati Bicara Kedaulatan Pangan, Rizal Ramli: Mbak, Minta Jokowi Pecat Menteri Pro Impor dan Pencari Rente

25 Maret 2021, 14:45 WIB
Ekonom senior Rizal Ramli menanggapi pernyataan Megawati Soekarnoputri soal kedaulatan pangan. /Dok. maritim.go.id

PR BEKASI - Ekonom Senior Rizal Ramli memberikan tanggapan terkait pernyataan Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri yang menyebut bahwa Indonesia seharusnya jangan berpikir tentang ketahanan pangan, dan mulai memikirkan kedaulatan pangan.

Rizal Ramli mempertanyakan kenapa Megawati Soekarnoputri suka sekali berbicara menggunakan slogan-slogan seperti itu.

Padahal menurut Rizal Ramli, jika ingin ada kedaulatan pangan di Indonesia, Megawati Soekarnoputri tinggal minta saja pada Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memecat menteri pro impor dan pencari rente.

Baca Juga: Unfollow Teman dan Keluarga di Instagram, Ammar Zoni dan Irish Bella Akui Sempat Ada Masalah Saat Awal Menikah

Baca Juga: Kritik Anang Hermansyah dan Aurel, Merlyn Sopjan: Duo Keras Hati yang Tak Bisa Bersyukur dan Memaknai Hidup

Baca Juga: PDIP Luncurkan Buku 'Merawat Pertiwi', Hasto Kristiyanto: Bu Mega Ajarkan Kami, Politik Itu Merawat Kehidupan

"Mbak Mega, kok doyan banget pakai bahasa-bahasa slogan gitu? Wong tinggal minta @jokowi untuk pecat menteri pro impor dan pencari rente," kata Rizal Ramli, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @RamliRizal, Kamis, 25 Maret 2021.

Rizal Ramli juga menyarankan agar pemerintah menghapus sistem kuota impor dengan tarif, karena nasionalisme yang modalnya hanya romantika dan retorika saja tidak akan membawa kemakmuran rakyat.

"Hapus sistem kuota impor dengan tarif. Nasionalisme kalau modalnya romantika dan retorika doang, tidak akan membawa kemakmuran rakyat," ujar Rizal Ramli.

Sebelumnya, Megawati Soekarnoputri mengatakan bahwa Indonesia adalah negara yang kaya raya sekali, sehingga seharusnya jangan berpikir lagi soal ketahanan pangan dan mulai berpikir kedaulatan pangan.

Baca Juga: Bicara Soal Politik Islam, Rocky Gerung: Di Indonesia, Islam Distigma dengan Istilah Radikal dan Teroris

Hal itu disampaikan Megawati Soekarnoputri dalam acara peluncuran buku "Merawat Pertiwi, Jalan Megawati Soekarnoputri Melestarikan Alam" yang dipusatkan di Kantor DPP PDIP, Jakarta pada Rabu, 24 Maret 2021.

"Negara kita ini kaya raya sekali. Sehingga kita jangan berpikir ketahanan pangan, melainkan kedaulatan pangan," kata Megawati Soekarnoputri.

Megawati Soekarnoputri pun meminta semua pihak menyatukan pikiran dan fokus pada satu arah untuk membangun kedaulatan pangan di Indonesia.

"Mengapa negara yang begini kaya raya, dengan begitu banyak orang pintar, tidak menyatukan pikiran dan fokus pada satu arah untuk membangun negara ini dengan kedaulatan pangan," kata Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: Larang Ammar Zoni Beradegan Mesra dengan Lawan Main, Irish Bella: Iko Uwais Aja Bisa, Kenapa Kamu Enggak?

Sebelumnya, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto juga menegaskan bahwa PDIP menolak keras rencana pemerintah untuk melakukan impor beras 1 juta ton.

Hasto Kristiyanto menilai, seharusnya Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi tidak boleh melakukan tindakan pragmatis hanya untuk melakukan impor. Terlebih lagi, dia pun tahu bahwa di belakang impor itu banyak pemburu tante.

"Menteri Perdagangan tidak boleh melakukan suatu tindakan yang pragmatis hanya untuk impor. Saya tahu di belakang impor itu banyak pemburu rente," kata Hasto Kristiyanto, Minggu, 21 Maret 2021.

Baca Juga: Disambut Luar Biasa Meski Pulang Tanpa Gelar Juara, Greysia Polii: Kita Merasa Bangga dan Sangat Dihargai

Hasto Kristiyanto mengatakan, seharusnya saat ini pemerintah berupaya membangun semangat untuk membangun kedaulatan pangan di dalam negeri, karena Indonesia memiliki sumber pangan melimpah.

Oleh karena itu, menurutnya, sejak setahun terakhir ini PDIP senantiasa melakukan gerakan menanam tanaman pengganti beras, di antaranya umbi-umbian, ketela, sukun, dan pisang.

"Karena itulah sikap PDIP, kami menolak impor beras," ujar Hasto Kristiyanto.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler