Injak Gas dan Rem demi PEN, Jokowi: Hati-hati, Jangan Semua Sektor Ekonomi Dibuka Langsung

26 Maret 2021, 15:30 WIB
Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) ingatkan pemulihan ekonomi nasional harus bertahap dan tahu saatnya rem dan gas. /Tangkapan Layar Youtube/Sekretariat Presiden

PR BEKASI – Pemerintah pada saat ini sedang gencar-gencarnya untuk bisa segera memulihkan kembali ekonomi skala nasional setelah dihantam Covid-19 setahun ke belakang.

Akan tetapi ada salah satu hal yang menjadi perhatian khusus bagi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Dirinya mengingatkan bahwa upaya percepatan memang menjadi kunci untuk memulihkan ekonomi nasional saat ini.

Namun, pemerintah tetap harus menyeimbangkan antara 'gas' dan 'rem' dalam menormalisasi masyarakat.

Baca Juga: Muhadjir Effendy: Ditetapkan Tahun 2021 Mudik Ditiadakan

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Malam Ini: Andin Tiba-tiba Minta Bertemu Elsa, Akankah Semua Masalah Terselesaikan?

Baca Juga: Ganjar Pranowo Sebut Jokowi Lebih Baik dari Sebelumnya, Cipta Panca: Asal Nguap Den

"Percepatan pemulihan ekonomi menjadi kunci tapi sekali lagi gas dan rem harus diatur," kata Jokowi, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

"Seperti yang tadi saya sampaikan kalau buka pasar Covid-19-nya naik, hati-hati, per sektor dulu jangan semua buka, hati-hati," sambungnya.

Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam acara Musyawarah Nasional V Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (Apkasi) di Istana Negara, Jakarta, Jumat, 26 Maret 2021.

Dirinya menilai, jika tidak menyeimbangkan gas dan rem dalam memulihkan ekonomi, akan berdampak pada naiknya lagi kasus Covid-19.

Hal tersebut pun dikatakan Jokowi bisa seperti terjadi di India, dan negara-negara yang ada di Eropa.

Baca Juga: Tak Ada Kabar, Ade Londok Saat Ini dalam Kondisi Kritis, Pihak Keluarga: Ini Tidak Mengada-ngada

Negara-negara tersebut kini harus memperketat lagi kegiatan warga setempat untuk mencegah penularan Covid-19.

"India sudah anjlok turun, naik sekarang, naik melompat, Eropa gelombang ke-3 sudah turun, melompat lagi 3-4 kali," ujarnya.

Presiden mengatakan beberapa aspek terpenting dalam kebijakan pemulihan ekonomi adalah pembukaan program padat karya seperti pembangunan infrastruktur desa.

Kegiatan tersebut harus distimulasi oleh instrumen fiskal pemerintah agar terjadi penyerapan banyak tenaga kerja.

"Bangun sekolah, bangun jalan, bangun irigasi, padat karya, karena rakyat butuh pekerjaan dan butuh income," tuturnya.

Presiden pun meminta kepada pemerintah daerah, terutama pemerintah kabupaten yang mengikuti musyawarah nasional kali ini.

Baca Juga: Para Ibu Harus Tahu! Berikut Ini Penyebab Anak Ngompol dan Beberapa Cara Pencegahannya

Dimana untuk terus membantu UMKM agar segera pulih, terutama pedagang mikro dan pedagang kecil, seperti pedagang pasar, asongan, dan pedagang kaki lima.

"Karena mereka yang terdampak atau kalau di daerah ada pariwisata, ini juga paling terdampak berikan suntikan ke sana," katanya.

Pemerintah daerah juga diminta untuk memprioritaskan penggunaan produk-produk dalam negeri, ketimbang membeli produk impor.

Hal ini untuk membantu pemulihan industry domestic agar mereka memiliki pendapatan untuk dikonversi menjadi modal dan meningkatkan produksi serta menyerap tenaga kerja.

"Jangan sekali-sekali membeli untuk proyek pemerintah, membeli produk asing, untuk apa?," ujarnya.

"Biar ada demand, biar ada konsumsi, kalau demand dan konsumsi naik, produksi di pabrik, produksi di industri juga meningkat sehingga tidak ada yang PHK terhadap karyawan." sambungnya.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler