Prihatin Atas Aksi Bom Bunuh Diri di Makassar, AM Hendropriyono: Ternyata Masih Ada Orang yang 'Bermimpi'

29 Maret 2021, 07:15 WIB
Mantan Ketua BIN, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono menyampaiakan simpati pada para korban bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar. /Instagram.com/@am.hendropriyono

PR BEKASI - Mantan Ketua BIN, Jenderal TNI (Purn) AM Hendropriyono turut angkat bicara terkait aksi bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021.

AM Hendropriyono turut bersimpati dan prihatin kepada para korban dan keluarga korban bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar.

"Atas nama para senior sesepuh yang berwawasan kebangsaan, dengan ini saya menyatakan simpati dan keprihatinan yang mendalam kepada para korban dan keluarga korban, atas terjadinya bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar," kata AM Hendropriyono, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari unggahan Instagram @am.hendrppriyono, Senin, 29 Maret 2021.

AM Hendropriyono mengatakan, dirinya tak menyangka, di saat beratnya masalah pandemi dan ekonomi di Indonesia, masih ada saja orang yang bermimpi mencapai sesuatu dengan melakukan teror bom.

Baca Juga: Berharap Teror Bom Tak Diasosiasikan dengan Kelompok Tertentu, Jimly Asshiddiqie: Kebiadaban Musuh Semua Agama

Baca Juga: Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral, Dewi Tanjung: Ini Dampak Buruk Berkembangnya Paham Radikalisme

Baca Juga: Kutuk Aksi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar, Cholil Nafis: Itu Bukan Mati Syahid, Tapi Mati Sangit

"Di tengah pandemi yang mencekam seluruh umat manusia di dunia, di tengah pengaruhnya terhadap ekonomi kita yang sangat berat, ternyata masih ada orang yang masih bermimpi mencapai sesuatu dengan melakukan tindakan teror yang biadab," kata AM Hendropriyono.

Menurutnya, saat ini masih ada orang-orang yang bermimpi mencapai sesuatu dengan melakukan tindakan biadab, tanpa mau sadar bahwa moral yang dijungjungnya itu salah.

"Orang yang demikian, yang masih hidup di antara kita tidak mau sadar bahwa moral apa pun yang mungkin dia rasa harus dijungjungnya, bertentangan dengan etika kemanusiaan yang beradab," kata AM Hendropriyono.

AM Hendropriyono menilai, pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar telah melanggar dua jenis etika sekaligus.

Baca Juga: Akhirnya Buka Suara Soal KLB, Moeldoko: Ini Bukan Sekadar Selamatkan Demokrat, Tapi Juga Bangsa dan Negara

Pertama, etika sosial karena mengorbankan orang-orang yang tidak bersalah. Kedua, etika individu karena membunuh dirinya sendiri.

"Bagi pelanggar berat etika yang demikian, tidak ada tempat di negara bangsa Indonesia, yang sedang mengejar ketinggalan kita dari negara-negara lain yang sudah sadar dari mimpi, dengan mencapai kenyataan hidup sejahtera," kata AM Hendropriyono.

Terakhir, AM Hendropriyono menyemangati generasi muda Indonesia untuk berjuang dalam membersihkan penyakit sosial di Indonesia.

"Selamat berjuang kaum muda harapan bangsa Indonesia, untuk lebih cepat dan tepat dalam berbenah diri. Bersihkan penyakit kanker sosial yang ganas tersebut, agar RI dapat segera bangkit dari tidurnya yang sudah terlalu lama," ujar AM Hendropriyono.

Baca Juga: Aldi Taher Mengaku Ustaz, Ustaz Riza Muhammad: Itu Sensitif, Saya Aja Gak Berani Pakai Embel-embel Ustaz

Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengatakan bahwa pelaku bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD).

Pelaku diketahui tergabung dalam kelompok JAD dan pernah melaksanakan kegiatan operasi terorisme di Jolo, Philipina pada 2018 lalu.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengungkapkan, pelaku tersebut merupakan salah seorang bagian dari kelompok JAD yang beberapa waktu lalu ditangkap di Makassar, Sulsel pada kompleks Villa Mutiara, Sudiang, dan Kabupaten Enrekang pada Januari 2021 lalu.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler