Muhammadiyah Curiga Bom Bunuh Diri Bentuk Adu Domba, Refly Harun: Mungkin Sengaja Diciptakan

30 Maret 2021, 09:24 WIB
Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi, Refly Harun buka suara soal pernyataan Muhammadiyah yang mencurigai bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar adalah bentuk adu domba. /YouTube Refly Harun

PR BEKASI - Mantan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi Refly Harun turut mengomentari Muhammadiyah yang mencurigai bahwa bom bunuh diri yang terjadi di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan beberapa waktu yang lalu adalah bentuk adu domba.

Haedar Nashir selaku Ketua Umum PP Muhammadiyah mengingatkan kepada seluruh pihak untuk tidak mengaitkan aksi tersebut dengan agama manapun. Ia juga menduga aksi bom bunuh diri itu adalah bentuk adu domba.

"Meski terjadi di depan rumah ibadah, jangan serta-merta mengaitkan tindakan bom tersebut sebagai terhubung dengan agama dan golongan umat beragama tertentu," kata Haedar Nashir.

"Boleh jadi tindakan bom bunuh diri tersebut merupakan bentuk adu domba, memancing di air keruh, dan wujud dari perbuatan teror yang tidak bertemali dengan aspek keagamaan," sambungnya.

Baca Juga: Sebut Teroris Jangan Lagi Dihubungkan dengan Agama, Fahri Hamzah: Mereka Ini Jiwa Kosong yang Diselundupkan

Baca Juga: Kunjungi Gereja Katedral Makassar, Yaqut Cholil: Kembalikan Agama pada Fungsi Semula

Baca Juga: Ustaz Hasyim Yahya Sebut Umat Islam Wajib Jadi Teroris, Mahfud MD: Pilih-pilih Dalil Semaunya

Pakar hukum tata negara tersebut pun lantas mengaitkan kejadian ini sosok Osama bin Laden, pendiri salah satu organisasi teroris Internasional terbesar di dunia, yakni Al-Qaeda.

"Sama seperti misalnya terorisme di dunia Internasional orang menyebut Osama bin Laden misalnya, ternyata Osama bin Laden adalah binaan dari negara besar ketika terjadi perang di Afghanistan, ketika negara besar juga itu keluar dari Afghanistan, tiba-tiba Osama bin Laden menjadi kelompok teroris," ucapnya.

"Maka yang terjadi adalah sepertinya sengaja dipelihara untuk memunculkan ketakutan sehingga ada ketergantungan dunia Internasional dengan sebuah isu yang namanya war on terorism," tambahnya.

Refly Harun juga mengaku pernah mendapat cerita soal teroris dari seorang pejabat di lingkaran Istana.

Baca Juga: Aurel Hermansyah Ingin Tidur Bareng Keluarga, Anang: Ini Permintaan Terakhir Dia Sebelum Tidur sama Suaminya

"Saya pernah mendapatkan cerita yang sangat lucu sebenarnya dari seorang pejabat yang berada di lingkaran presiden yang mengatakan bahwa ada utusan dari sebuah negara yang membawa misi war on terorism dan ingin mencari ikonnya di Indonesia untuk dikaitkan dengan Al-Qaeda," tuturnya.

Namun, kata Refly, rupanya tidak ada tokoh yang seperti itu di Indonesia, naasnya hal tersebut tetap dipaksakan entah untuk tujuan apa.

"Tapi akhirnya agak dipaksakan juga, ini wallahu alam cerita ini, apakah bisa diverifikasi atau tidak," ucapnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun, Selasa, 30 Maret 2021.

Tetapi yang jelas, menurutnya, tidak sesederhana itu mengaitkan satu peristiwa terorisme ini dengan kelompok agama atau kepentingan tertentu.

Baca Juga: Salah Artikan Jihad Dengan Aksi Bom Bunuh Diri, Simak Kisah Rasulullah yang Tak Mau Salati Pelaku Bunuh Diri

Refly Harun menjelaskan bahwa terkadang hal-hal semacam ini penuh dengan kompleksitas, oleh karena itu kita harus berhati-hati untuk mengutuk kelompok masyarakat atau tokoh tertentu.

Advokat tersebut juga meminta pihak penegak hukum menyelidiki kasus bom bunuh diri ini dimulai dari sang pelaku kemudian disusul oleh orang-orang berkaitan.

"Yang jelas kalau ada sebuah proses penyelidikan dan penyidikan yang objektif, tentu penegak hukum harus memulai dari pelaku dulu, kemudian disusul kaitan-kaitannya," ucapnya,

"Siapa pun yang bertanggung jawab harus dimejahijaukan, harus diadili," katanya.

Baca Juga: Bantah Isu Selingkuh Putrinya dan Hotma Sitompul, Ibunda Mikhavita Wijaya: Bams Juga Tahu Itu Tidak Benar

Menurut Refly Harun, sang pelaku langsung diberikan hukuman, tapi karena dalam kasus ini pelaku mengebom dirinya sendiri, kita tidak bisa mengetahui dengan jelas kaitan-kaitan di belakang pelaku.

Refly Harun pun mengingatkan kepada seluruh elemen masyarakat untuk tidak melakukan penuduhan kepada kelompok-kelompok tertentu yang dianggap melakukan teror bom ini.

"Tidak boleh melakukan semacam penuduhan, tuduhan kepada kelompok-kelompok tertentu seolah-olah kelompok itulah yang melakukan teror bom ini dan mereka yang ngebom dirinya sendiri itu hanya suruhan saja," tuturnya.

Baca Juga: Moeldoko Tak Layak Bahas Ideologi, Rifai Darus: Cara Anda Rebut Partai saja Tak Sesuai Ideologi Bangsa

"Karena selain skenario mengenai kelompok agama tertentu selalu muncul, skenario yang mengatakan bahwa ini adalah konspirasi tertentu juga," sambungnya.

Celakanya memang, kata Refly, kita tidak pernah diberikan konfirmasi secara jelas, benar, dan transparan terkait peristiwa-peristiwa terorisme seperti ini.

"Apakah memang betul-betul dilakukan oleh kelompok teroris atau ada kepentingan lain yang sedang bermain?," ucapnya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Youtube

Tags

Terkini

Terpopuler