Rocky Gerung: Setiap Orang yang Terganggu Rasa Keadilannya Akan Jadi Kritikus Suatu Saat

6 April 2021, 12:01 WIB
Rocky Gerung dalam kanal Youtube Akbar Faizal Uncensored mengatakan kritik merupakan upaya untuk memata-matai kekuasaan pada Selasa, 6 April 2021. /Tangkapan layar YouTube/Akbar Faizal Uncensored

PR BEKASI - Pengamat politik, Rocky Gerung, menyampaikan kalau kritik sebenarnya bukan hanya sekadar urusan politik.

Rocky Gerung menyatakan bahwa basis dari kritik adalah religiositas, karena agama merupakan bentuk kritik terhadap perilaku buruk manusia.

"Sama seperti oposisi adalah kritik terhadap perilaku buruk kekuasaan. Jadi kritik selalu dibangun dalam kehidupan peradaban," kata Rocky Gerung, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Akbar Faizal Uncensored pada Selasa, 6 April 2021.

Karena itu, dia menjelaskan, masyarakat sebetulnya sedang berupaya untuk melembagakan kritik, melalui jalur politik oposisi, atau melalui forum seperti Akbar Faizal Uncesored.

Baca Juga: Ussy Sulistiawaty Kaget Sule Rogoh Rp150 Juta untuk Makan, Nathalie Holscher: Itu Belum Termasuk Gaji Karyawan

Baca Juga: Soal Kebijakan Pemberian THR 2021, Simak Penjelasan Menaker Ida Fauziyah

Baca Juga: Soal Kebijakan Pemberian THR 2021, Simak Penjelasan Menaker Ida Fauziyah

"Jadi kita berjalan paralel di dalam politik tapi di dalam upaya untuk memata-matai kekuasaan," ujarnya.

Dia melanjutkan, saat ini dirinya mempunyai anggapan bahwa setiap orang yang terganggu rasa keadilannya akan menjadi kritikus.

"Jadi saya anggap bahwa setiap orang yang terganggu rasa keadilannya dia akan jadi kritikus pada suatu saat," katanya.

Dia menyatakan, seperti Akbar Faizal yang bertahun-tahun hidup di dalam upaya untuk menghasilkan demokrasi.

Baca Juga: Imbau Masyarakat Agar Waspada, Polri: Teroris Jaring Generasi Milenial dengan Memanfaatkan Medsos dan Internet

Lalu kemudian dalam periode tertentu menjadi seorang pembela rezim.

Hal itu menandakan kalau dia harus melakukan kegiatan yang paralel dengan Akbar Faizal dalam bentuk kritik.

Sebab, itu dilakukan agar tercipta keseimbangan informasi di dalam politik Indonesia.

"Jadi sekali lagi saya anggap kegiatan intelektual dari manusia adalah memberi kritik," katanya.

Baca Juga: Tanggapi Rencana Demo Buruh 12 April 2021, Menaker Ida Fauziyah Minta Para Buruh untuk Urungkan Demo

Rocky Gerung menyebut, otak manusia telah didesain untuk berdialektika, berbeda dengan robot yang di dalamnya diunggah algoritma lalu dapat melakukan kalkulasi sendiri.

Dalam sebuah kritik ada kualitas, yang mana jika manusia memberikan kritik maka itu adalah upaya menegur pikiran kekuasaan pada siapa yang dianggap surplus kekuasaan.

Karenanya, kritik juga bukan hanya dalam ranah politik tetapi juga menjadi tradisi dalam ilmu pengetahuan.

"Kita atau sebetulnya yang disebut mendidik itu adalah menegur pikiran orang, kebanyakan kita tidak ingin dikritik karena feodalisme," ucapnya.

Baca Juga: Viral 4 Pria Tunanetra Dibantu Jemaah Sebrangi Jalan saat Akan Salat Jumat, Videonya Buat Haru Netizen

Dia memaparkan, dunia ilmu pengetahuan harus memancing kritisme, bagian ini yang semestinya secara perlahan dimasukan ke dalam pikiran publik, terutama kepada pembuat kebijakan publik.

Bahwa sebuah pikiran yang bermutu itu adalah yang memelihara keakraban warga negara, sebab jika pikiran tidak bermutu maka tak saling kritik.

"Satu hal yang mungkin bisa kita bicarakan sekarang adalah, pikiran hanya disebut pikiran kalau ada lawan berpikir. Jadi kritik menandakan ada pertukaran pikiran," kata Rocky Gerung.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler