PT PELNI Batalkan Kajian Ramadhan karena Dinilai Radikal, MUI: Sangat Melukai Perasaan Umat Islam

10 April 2021, 18:16 WIB
Muhyiddin Junaidi menilai, keputusan PT PELNI yang batalkan kajian Ramadhan karena dinilai radikal telah sangat melukai perasaan umat Islam. /mui.or.id

PR BEKASI - Wakil Ketua Dewan Pembina MUI Muhyiddin Junaidi memberikan tanggapan terkait dibatalkannya kajian Ramadhan oleh PT PELNI karena dugaan radikalisme.

Muhyiddin Junaidi menilai, keputusan PT PELNI yang membatalkan kajian Ramadhan tersebut apalagi dengan menuduh adanya radikalisme merupakan keputusan yang tendensius dan sangat melukai perasaan umat Islam.

Hal itu disampaikan Muhyiddin Junaidi saat menjadi narasumber di acara "Apa Kabar Indonesia" bertajuk "Dituduh Radikal, Ceramah Ramadhan Dibatalkan".

Baca Juga: PT PELNI Batalkan Kajian Ramadhan karena Isu Radikalisme, Anwar Abbas Tak Terima: Apa Bukti Mereka Radikal?

"Kalau saya melihat, kebijakan Direksi PT PELNI ini sangat kontraproduktif, tendensius, dan cuma melukai perasaan umat Islam," kata Muhyiddin Junaidi, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube tvOneNews, Sabtu, 10 April 2021.

Muhyiddin Junaidi mengatakan, seharusnya PT PELNI dan perusahan-perusahaan BUMN lain berterima kasih kepada para penceramah tersebut.

"Karena harusnya PELNI dan perusahaan-perusahaan BUMN lain berterima kasih dengan adanya acara pembekalan mental spiritual, terutama dengan menghadirkan para penceramah, kiai, dan ustaz yang memang tidak ada masalah dengan sikap dan akidah mereka," tutur Muhyiddin Junaidi.

"Mereka semua adalah orang-orang yang tidak radikal. Mereka adalah orang-orang yang memegang prinsip dasar Islam wasathiyah," sambungnya.

Baca Juga: Tak Pernah Anggap Hotma Sitompul Saingan atau Musuh, Hotman Paris: Bidang Bisnis Kami Beda, Jadi Beda Arena

Oleh karena itu, Muhyiddin menilai keputusan PT PELNI yang membatalkan kajian Ramadhan karena dugaan radikalisme tersebut sangat gegabah.

"Jadi, kami menilai keputusan tersebut sangat gegabah. Apabila memang dianggap secara prosedur salah, tentu diberikan peringatan pertama, kedua, ketiga kepada pihak yang diberikan tugas. Jangan terus acara dan agendanya dibatalkan," tutur Muhyiddin Junaidi.

"Apalagi kita sudah menjelang Ramadhan, kita semua berharap segala sesuatunya berjalan dengan damai. Kemudian pandemi Covid-19 segara hengkang dari wilayah Indonesia tercinta," sambungnya.

Baca Juga: Atta Halilintar Ingin Punya 15 Anak dari Aurel Hermansyah, Krisdayanti: Ngarang, Itu Pinggang Bisa Patah

Menurutnya, kontribusi para penceramah di bidang agama itu sangat besar dalam rangka menumbuh kembangkan kualitas keimanan para pejabat.

"Kita tahu bahwa banyak sekali BUMN yang mengalami kerugian akibat perilaku malpraltik yang dilakukan oleh mereka-mereka yang minus akhlak mulia tersebut," kata Muhyiddin Junaidi.

Lebih lanjut, Muhyiddin Junaidi menjelaskan bahwa dalam Islam, radikalisme tidak senantiasa dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Pemikiran-pemikiran yang positif juga dianggap radikal.

Baca Juga: Atta Halilintar Ingin 15 Anak dari Aurel, Komnas Perempuan: Berpotensi Langgar Hak-hak Reproduksi Perempuan

"Sangat disayangkan di Indonesia, kelompok-kelompok tertentu yang punya sikap istikamah dan berani berbeda pendapat dengan kebijakan pemerintah dituduh sebagai radikal. Nah, ini salah kaprah," kata Muhyiddin Junaidi.

"Jadi, pemikiran-pemikiran yang radikal untuk melakukan reformasi dan perbaikan itu sangat kita nantikan-natikan," sambungnya.

Muhyuddin Junaidi pun menjelaskan bahwa dalam sejarah dulu, pejuang-pejuang kemerdekaan Republik Indonesia juga dituduh sebagai kelompok radikal bahkan kelompok separatis dan teroris.

Baca Juga: Tegaskan Tak Akan Cabut Laporan Terhadap Abu Janda, Haris Pertama: Saya Yakin Kebenaran Akan Menang!

"Padahal mereka sedang berjuang untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajah-penjajah asing, termasuk Belanda dan negara-negara lainnya," ujarnya.

Oleh karena itu, Muhyiddin Junaidi menegaskan bahwa penceramah di kajian Ramadhan tersebut merupakan orang-orang baik, yang latar belakangnya jelas.

"Menurut pandangan MUI, kawan-kawan yang nama mereka ada dalam flyer tersebut, mereka semua orang-orang baik dan kita sudah tahu betul latar belang mereka. Apalagi satu di antara mereka adalah Ketua MUI yang membidangi masalah dakwah," tutur Muhyiddin Junaidi.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: YouTube tvOneNews

Tags

Terkini

Terpopuler