Gubernur Kaltim Minta Jokowi Tak Perlu Ibadah Lagi karena Pasti Masuk Surga, Arief Munandar: Emang Ente Nabi?

11 April 2021, 11:19 WIB
Sosiolog Arief Munandar heran dengan pernyataan Gubernur kaltim Isran Noor yang meyakini bisa Jokowi masuk surga setelah pindahkan ibu kota.. /Instagram.com/bangariefm

PR BEKASI - Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) Isran Noor meyakini Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan masuk surga dan bahkan menyarankan agar tidak perlu lagi beramal ibadah karena berhasil memulai pemindahan Ibu Kota Negara.

Menanggapi hal tersebut, sosiolog Arief Munandar menyebut bahwa Isran Noor bukanlah seorang Nabi yang memiliki derajat lebih tinggi dari manusia dan berkedudukan mulia di sisi Allah SWT.

"Saya jadi bingung juga, emang Isran Noor itu Nabi? Bisa mengatakan, 'ente ini sudah dijamin surga'," kata Arief dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari YouTube Bang Arief, Minggu, 11 April 2021.

Baca Juga: Sambut Ramadhan, Maher Zain Gandeng Musisi Timur Tengah Rilis Lagu Lama dengan Arasemen Baru  

Arief Munandar yakin, komentar berlebihan dari Isran Noor tersebut memiliki tujuan tertentu atau bisa dibilang "ada maunya".

"Bernada menjilat ya," tuturnya.

Lebih lanjut, bicara soal Ibu Kota Negara baru, Arief Munandar menegaskan bahwa ini bukan persoalan yang mudah dan harus diikuti dengan suatu diskusi publik yang tidak boleh terburu-buru.

Arief Munandar mengatakan, kalau nantinya ada pihak-pihak yang berkeberatan dan suara-suara dari pihak "oposisi", itu harus didengar oleh Jokowi.

Baca Juga: Tak Satupun Masyarakat Pilih Moeldoko Sebagai Capres 2024, Christ Wamea: Seperti Ini Kok Diperjuangkan 

Selengkapnya cek YouTube Pikiran Rakyat

"Gak boleh dibiarkan ide sebesar ini, proyek sebesar ini hanya sekadar untuk merealisasikan obsesi dari sekelompok orang aja," kata Arief.

"Harus ada justifikasi yang bener-bener bisa dipertanggungjawabkan karena proyek ini bukan proyek yang main-main," sambungnya.

Arief menegaskan bahwa proyek pemindahan Ibu Kota Negara ini memiliki konsekuensi yang sangat besar, bukan hanya untuk wilayah baru yang akan dijadikan ibu kota, tapi juga untuk kota sebelumnya yang akan ditinggalkan.

Misalnya, kata Arief Munandar, contoh yang paling gampangnya adalah akan ada satu juta lebih orang yang akan bermigrasi dari Jakarta ke ibu kota baru tersebut.

Baca Juga: Arya Saloka Beri Sinyal Kejahatan Elsa Segera Terbongkar dan Masuk Penjara, Sinetron Ikatan Cinta Akan Tamat? 

"Minimal yang saya bayangkan adalah pegawai-pegawai di Kementerian, di BUMN, di perusahaan-perusahaan yang mungkin akan berkedudukan di ibu kota yang baru sehingga harus pindah, kedutaan besar, dan seterusnya," ucapnya.

Maka dari itu, menurut Arief Munandar, konsekuensinya akan sangat luar biasa ke depan.

Namun sayangnya, kajian-kajian yang mendalam tentang ibu kota baru ini, menurutnya, tidak mendapatkan ruang debat publik yang memadai.

Arief Munandar menjelaskan, salah satu faktornya adalah karena konsentrasi masyarakat saat ini sedang tertuju pada penanganan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Detasemen Khusus Akan Kawal Prabowo Subianto Cs, Politisi PAN: Tidak Mau Kalah dengan Jokowi 

Oleh karena itu, Arief Munandar meminta Jokowi dan para menterinya serta pihak-pihak yang terkait untuk merenungkan kembali soal pemindahan Ibu Kota Negara di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Apa bijak dalam situasi seperti ini ketika rakyat sama sekali gak fokus sama urusan penting ini, ide-ide ini kemudian diam-diam dilanjutkan. Jangan sampai kemudian masyarakat tidak dilibatkan, ini bahaya, akan muncul penyesalan di belakang hari," tutup Arief Munandar.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: YouTube Bang Arief

Tags

Terkini

Terpopuler