Tak Akan Lagi Isi Acara di Pelni, Cholil Nafis: Saya Minta Semua Narasumber Pelni atas Izin MUI

14 April 2021, 14:45 WIB
Ketua MUI Cholil Nafis ingin pengisi acara di Pelni atas izin MUI. /Tangkapan layar YouTube/TvOne

PR BEKASI - Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Cholil Nafis, mengatakan bahwa sebenarnya dia tidak mengetahui masalah terkait pembatalan acara keagamaan oleh PT Pelni.

Namun, Cholil Nafis menjelaskan, dari sebulan sebelumnya dia sudah dihubungi untuk mengisi acara yang rencananya dilaksanakan secara daring.

"Waktunya cocok saya iyakan. Dan saya tidak sekali dua kali ngisi di PT Pelni itu, apakah itu khutbah atau kajian atau hari besar keislaman," kata Cholil Nafis, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube TvOne pada Rabu, 14 Maret 2021.

Baca Juga: Dilarang Masuk Kargo Garuda Indonesia, Vivo: Kami Mencari Tahu Penyebabnya

Dia menyampaikan bahwa yang menghubunginya adalah bagian takmir atau bagian keagamaan di PT Pelni.

Akan tetapi, dia menyatakan, sebelum itu memang sempat viral gambar-gambar yang mencantumkan namanya sebagai pengisi acara dan ada juga nama-nama yang lain.

"Kemudian karena surat pembatalannya tidak ada alasannya, saya juga nanya-nanya kenapa,"ujarnya.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Wilayah Majalengka dan Sekitarnya Ramadhan 1442 H Selama 15 Hari ke Depan

Cholil Nafis melanjutkan pembatalan biasanya karena ada sesuatu, dan ternyata dia mendapat informasi di dalam acara tersebut sudah terlanjur viral dan menjadi semakin gaduh setelah disorot oleh media.

Sebab itu, semua nama yang ada di dalam brosur acara tersebut pun akhirnya dibatalkan. Keputusan pembatalan tersebut guna menghilangkan kegaduhan karena dapat membuat tidak nyaman jika di bulan Ramadhan masih gaduh.

"Jadi semua dibatalkan orang-orang itu tapi pengajiannya tetap ada. Sebelumnya begini, jadi saya sebagai ketua di MUI sudah bisa menangkap di masyarakat, satu kelompok itu tidak suka dengan kelompok yang lain," ucapnya.

Baca Juga: Tak Terima Dituding Berzina, Sandy Tumiwa Tuntut Balik Rio Reifan Rp10 Miliar

Dia memaparkan, termasuk juga kelompok yang membid'ahkan dengan kelompok yang dianggap sebagai ahli bid'ah. Di saat kelompok yang biasa menyalahkan orang lain muncul berbicara di instansi pemerintah, itu lah yang disorot di media sosial.

Masyarakat mungkin saja akan berpikir, BUMN mengundang orang yang dianggap menyalah-nyalahkan, membid'ahkan orang lain.

Bahkan, mungkin juga akan menyalahkan pemerintah sementara pengisi acara tersebut berbicara di instansi pemerintah.

Baca Juga: Rumah Menlu Pertama Dijual Seharga Rp200 Miliar, Riza Patria: Dicek Dulu, Apakah Masuk Cagar Budaya atau Tidak

Hal itu yang, diakuinya, ditangkap oleh Cholil Nafis melihat dari reaksi di media sosial. Kemudian, Pelni menanggapi reaksi tersebut dengan membatalkan semua pengisi acara, termasuk dia.

"Kalau saya ketua MUI, pimpinan, membidangi dakwah dan ukhuwah dianggap radikal, ya saya tidak bisa lolos menjadi ketua MUI, kan gitu kira-kira," katanya.

Hingga akhirnya, ada pihak yang menghubunginya dan mengatakan kalau pihaknya tidak menghapus namanya, tetapi langkah itu diambil agar menghilangkan kegaduhan.

Baca Juga: Mortal Kombat Tayang Hari Ini, Joe Taslim Ungkap Bocoran Ini soal Karakter Sub-Zero

Dia mengungkapkan, ada beberapa pihak yang mengontaknya untuk mengatakan, bahwa salah satu komisaris ingin bertemu.

Cholil Nafis menyatakan, dia setuju untuk bertemu, dan dari situ lah dia menangkap ada beberapa hal, di antaranya adalah untuk menghilangkan kegaduhan.

"Tapi soal twitnya dia radikal itu saya Wallahu a'lam, tapi dari pertemuan itu saya minta saya tidak akan ngisi lagi di Pelni, tapi saya sebagai Ketua MUI minta semua narasumber Pelni atas izin MUI," paparnya.

"Dan dilakukan minta ganti yang didelete itu minta nama-nama dari MUI, termasuk juga yang khutbah karena MUI sudah mempunyai standar," tandas Cholil Nafis.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler