KKB Papua Dikategorikan Teroris, Natalius Pigai: Ini Kemenangan Taliban-ISIS, Tanda-tanda Indonesia Bubar

1 Mei 2021, 22:09 WIB
Aktivis HAM, Natalius Pigai menilai langkah pemerintah yang mengkategorikan KKB Papua sebagai teroris merupakan kemenangan Taliban dan ISIS di Indonesia. /Instagram.com/@nataliuspigai2

PR BEKASI - Aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Natalius Pigai memberikan tanggapan terkait pernyataan Menko Polhukam Mahfud MD yang mengumumkan bahwa pemerintah mengkategorikan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua sebagai teroris.

Natalius Pigai menilai, penetapan KKB di Papua sebagai teroris sama saja dengan mensahkan orang Kristen sebagai teroris.

"Sudah sah orang Kristen Teroris. Ini kemenangan kelompok Taliban, ISIS di Indonesia," kata Natalius Pigai, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @NataliusPigai2, Sabtu, 1 Mei 2021.

Baca Juga: Akui Tak Pernah Menikah dengan Galih Ginajar, Barbie Kumalasari: Gue Ngaku Nikah Siri, Aslinya Cuma Pacaran

Natalius Pigai juga menilai, langkah pemerintah yang mengkategorikan KKB di Papua sebagai teroris akan membuka konflik antara Islam dan Kristen di Papua.

"Setelah pemerintah giring konflik di Papua dengan rasisme/Papua phobia, sekarang pemerintah justru membuka konflik Kristen dan Islam di Papua. Tanda-tanda Indonesia bubar," kata Natalius Pigai.

Tangkapan layar cuitan Natalius Pigai soal penetapan KKB di Papua sebagai teroris./ Twitter @NataliusPigai2

Natalius Pigai lantas menjelaskan bahwa apa yang dia sampaikan itu berdasarkan analisa ilmiah dan praduga berbasis Survei BIN 2018.

Baca Juga: Akui Pernah Jadi Pembantu di Amerika, Barbie Kumalasari: Gajinya Mengalahkan Gaji Direktur di Indonesia

"Twitt saya diatas analisa ilmiah dan praduga berbasis pada Survei BIN 2018 bahwa 39 persen mahasiswa, pejabat, tokoh, dan intelektual terpapar tadikal," kata Natalius Pigai.

Lebih lanjut, Natalius Pigai menilai, pernyataan Mahfud MD yang menyebut bahwa pemerintah mengkategorikan organisasi dan orang-orang di Papua yang melakukan kekerasan masif sebagai teroris, bisa distigma secara subjektif.

"Subjek teroris dari sikap ini: organisasi dan orang-orang di Papua. Orang-orang dimaksud bisa distigma secara subjektif termasuk Gereja dan umat Kristiani," kata Natalius Pigai.

Baca Juga: SBY Tetapkan 1 Mei Jadi Libur Nasional, Abdullah Rasyid: Saatnya Kaum Buruh Labuhkan Cintanya pada Demokrat

"Ini cara kerja Taliban yang tidak mau hanya Islam yang teroris (Islamic Terorism). Kemenangan orang-orang Taliban Indonesia. @usembassyjkt, @POTUS," sambungnya.

Natalius Pigai juga menerangkan bahwa sampai saat ini tidak ada media asing yang memuat penetapan Organisasi Papua Merdeka (OPM) dan orang Papua sebagai teroris.

"Sampai hari ini tidak ada media asing yang muat penetapan TPN/OPM dan orang Papua teroris. New York Time dan Aljazerah justru sebut TPN/OPM sebagai rebelian bukan teroris. Karena mereka bisa saja duga Kemenangan ISIS dan Taliban di Indonesia. @jokowi, @usembassyjkt, @ScottMorrisonMP," tutur Natalius Pigai.

Baca Juga: Amien Rais Dirikan Partai Ummat, Zulkifli Hasan: Saya Senang dan Bahagia, karena Enak Buat Saya

Terakhir, Natalius Pigai mengatakan bahwa dirinya sedang mengikuti apakah mahasiswa Papua beragama Kristen menggunakan hak asasinya untuk kepentingan rakyat Papua.

"Saya sedang mengikuti apakah nahasiswa Papua beragama Kristiani anti teroris ISIS dan Taliban sedang menggunakan hak asasinya secara damai untuk kepentingan rakyat Papua, disebut teroris atau tidak oleh pemerintah yang diduga berpandangan ISIS dan Taliban. Kami harap dunia mesti pantau," tutur Natalius Pigai.***

Editor: Rika Fitrisa

Tags

Terkini

Terpopuler