Sebut Pancasila Kini Dijadikan Alat Pukul, Asfinawati: Ini Mengerikan, Gaya-gaya Orde Baru

3 Juni 2021, 08:48 WIB
Kuasa hukum pegawai KPK yang tak lolos TWK, Asfinawati . /YouTube Najwa Shihab

PR BEKASI - Kuasa hukum pegawai KPK yang tak lolos TWK, Asfinawati menyebutkan bahwa Pancasila saat ini dijadikan alat untuk memukul siapapun yang bertentangan dengan pemerintahan.

Hal tersebut disampaikannya melalui sebuah tayangan video di kanal YouTube 'Najwa Shihab' pada Kamis, 3 Juni 2021.

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pegawai KPK yang tidak lolos TWK kerap dicap dan distigma tidak Pancasilais oleh publik dan para pegiat media sosial.

Baca Juga: Lirik Lagu Lengkap 'California' Rich Brian, NIKI, & Warren Hue

Stigma tersebutlah yang dihadapi para pegawai KPK sehari-sehari dan hal itu juga yang menjadi alasan mengapa Asfinawati dan teman-temannya melaporkannya ke Komnas HAM.

"Betul sekali, karena stigma adalah akar dari diskriminasi dan stigma itu berbahaya," kata Asfinawati sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Dalam sejarah Indonesia, sambung Asfinawati, stigma itu setidak-tidaknya bisa membuat orang terbunuh, diasingkan, dan dipecat.

Baca Juga: Spoiler One Piece 1015: Aliansi Hilang Harapan Usai Luffy Tumbang, Sanji vs Queen, dan Yamato Hajar Kaido

"Dipecat seperti yang kita lihat saat ini (para pegawai KPK) dan itu banyak sekali terjadi ketika orde baru," tuturnya.

Asfinawati dan teman-temannya juga sudah melaporkan hal tersebut ke Ombudsman RI, namun dengan konteks ada atau tidaknya masalah dalam proses pemberhentian 75 pegawai KPK tersebut.

"Prosesnya bermasalah, isinya juga bermasalah. Kalau di Komnas HAM kan laporannya tentang pelanggaran HAM, baik stigma-stigma itu maupun konten dari soal-soal TWK-nya itu sendiri yang melanggar kebebasan berpikir dan berpendapat," ucapnya.

Baca Juga: Peringati Hari Sepeda Sedunia, Anies Baswedan Gowes dari Senayan ke Balai Kota Jakarta

Asfinawati kemudian menjelaskan bahwa Pancasila yang menjadi ideologi negara bangsa Indonesia kini malah dijadikan alat untuk memecat para pegawai KPK setelah berbagai upaya untuk melemahkan lembaga antirasuah tersebut.

Bahkan gaya-gaya yang dipakai pemerintahan saat ini, menurutnya, menyerupai orde baru.

"Ini menurut saya adalah hal yang paling mengerikan karena ini adalah gaya-gaya orde baru. Orde baru kan menggunakan stigma, seperti peristiwa Talangsari dan Tanjung Priok," kata Asfinawati.

Baca Juga: Ikatan Cinta Kamis, 3 Juni 2021: Pergoki Ricky dan Elsa di Kamar Hotel, Jebakan Nino Akhirnya Berhasil

"Bahkan ketika penyerangan kantor PDI itu kan, Budiman Sudjatmiko kemudian distigma komunis juga," sambungnya.

Asfinawati lalu menyampaikan bahwa pelemahan KPK yang terjadi saat ini lebih kompleks karena sudah masuk ke dalam tubuh lembaga tersebut.

"Jadi ini hal yang paling mengerikan dan menurut saya lebih canggih lagi daripada pelemahan-pelemahan sebelumnya, karena ini diikuti dengan pelemahan yang masuk ke dalam KPK," ucapnya.

"Kalau sebelumnya kriminalisasi yang terjadi dari luar, kini orang di dalam. Jadi ini sudah berhasil, ini KPK sudah mati berkali-kali," tutup Asfinawati.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube

Tags

Terkini

Terpopuler