Putri Gus Dur Sampai Angkat Bicara Usai Lihat Video Sesajen Gunung Semeru Ditendang Seorang Pria

9 Januari 2022, 14:47 WIB
Putri sulung Gus Dur, Alissa Wahid. /Instagram.com/@alissa_wahid/

PR BEKASI - Sudah bukan rahasia lagi jika Indonesia memiliki keberagaman adat dan budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini.

Baru-baru ini aksi arogan seorang pria yang tak menghormati adat daerah viral di media sosial.

Aksi tersebut sampai membuat putri Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Alissa Wahid, geram.

Pada video yang beredar, terlihat seorang pria menendang dan membuang sesajen yang ada di Gunung Semeru.

Pria tersebut merusak dua sesajen milik warga sekitar Gunung Semeru.

Baca Juga: Spoiler Attack On Titan Season 4 Part 2: Jadwal Rilis, hingga Petualangan Eren yang Mencari Gabi

"Ini yang membuat murka Allah. Jarang sekali disadari, bahwa inilah yang justru mengundang murka Allah (sesajen), hingga Allah menurunkan adzabnya," ujar pria yang ada dalam video, yang viral pada 8 Januari 2022.

Dalam artikel yang dirilis Pikiran-Rakyat.com dengan judul Viral Pria Tendang Sesajen di Gunung Semeru, Alissa Wahid Dibuat Geram, menurut Alissa Wahid, perilakunyaa tersebut dianggap memaksakan keyakinannya kepada orang lain.

Alissa Wahid mengatakan jika tidak meyakini dengan sesajen tersebut silahkan saja, tetapi tidak harus memaksakannya kepada orang lain yang meyakini hal tersebut.

"Meyakini bahwa sesajen tidak boleh, monggo saja. Tapi memaksakan itu kepada yang meyakininya, itu yang tidak boleh," kata Alissa Wahid.

Baca Juga: Layangan Putus Episode 9, Dilema Aris Pertahankan Kinan demi Rayya atau Lydia?

Menurutnya, orang dalam video yang melakukan tindakan karena tidak menghormati kepercayaan orang lain.

"Repot memang kalau ketemu yang model begini. Susah banget memahami bahwa dunia bukan milik kelompoknya saja," ujar Alissa Wahid seperti dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Twitter @AlissaWahid.

Video tersebut mendapat banyak respons negatif dan cibiran dari warganet yang geram melihat aksi pria tersebut.

Pasalnya, hal itu berpotensi memecah belah masyarakat di tengah bencana dan belum stabilnya kondisi di sekitar Gunung Semeru.***(Pikiran Rakyat/Muhammad Gilang Priyatna)

Editor: Nopsi Marga

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler