Lahir di Tengah Pandemi, Seekor Bayi Gajah di TSI Bogor Dinamai Covid

18 Mei 2020, 10:08 WIB
SEEKOR bayi gajah pejantan bernama Covid di Taman Safari Indonesia (TSI) Kawasan Puncak Cisarua Kabupaten Bogor, Jawa Barat.* /Antara/

PIKIRAN RAKYAT - Tak sedikit bayi manusia lahir di saat pandemi Covid-19 sedang merebak luas di sejumlah negara di seluruh dunia.

Beberapa waktu lalu di India, orang tua memberikan anak kembarnya dengan nama Covid dan Corona. Kemudian ada juga bayi yang baru lahir diberi nama sanitiser.

Pemberian nama Covid pun ternyata terjadi di Indonesia, namun bukan kepada bayi manusia yang lahir. Melainkan kepada bayi hewan.

Dilansir Antara, hewan tersebut adalah bayi seekor gajah pejantan yang lahir di tengah pandemi dan penutupan kunjungan wisata di Taman Safari Indonesia (TSI) Kawasan Puncak Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Baca Juga: Resmi Pamit dari Dunia Bulutangkis, Tontowi Ahmad: Berharap Menyudahi in di Podium 

Salah seorang penjaga di TSI Bogor, Sodik mengatakan: "Gajah yang diberi nama Covid ini lahir dari induk betina bernama Nina berusia 46 tahun, sedangkan gajah pejantannya bernama Kodir yang diperkirakan berusia 44 tahun. Keduanya berasal dari Riau."

Satwa bernama latin Elephas Maximus Sumatranus tersebut dikabarkan lahir pada Selasa 28 April, pukul 2.25 WIB. Sementara ari-arinya sudah terpantau keluar dari induknya sekitar pukul 4.13 WIB.

"Covid dalam keadaan sehat dan lincah, tingkahnya sangat menggemaskan. Sesekali Covid mendekati induknya," ucap Sodik, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Sementara itu, Direktur TSI Jansen Manansang menyebutkan dengan kelahiran Covid tentu menambah populasi gajah di TSI Bogor menjadi 51 ekor.

Baca Juga: Masih Marak Penyemprotan Disinfektan, WHO: Tidak Efektif dan Berbahaya untuk Manusia 

"Keberhasilan dalam pengembangbiakan satwa melalui program konservasi saat ini bukan hanya kelahiran mamalia besar saja. Tetapi ada beberapa satwa yang berhasil berkembangbiak, di antaranya burung kasturi raja yang tergolong langka," ucap Jansen.

Dengan penutupan TSI di tengah pandemi, kata dia, sangat berimbas tidak adanya pemasukan dari para pengunjung.

Imbas dari tidak adanya pemasukan, Jansen mengatakan bahwa pihaknya dengan sangat terpaksa melakukan langkah dengan menghemat dalam memberikan perawatan satwa-satwa yang ada di TSI.

Baca Juga: Balas Kritikan Trump, Obama Sebut Adanya Rasisme Orang Kulit Hitam di Tengah Dampak Covid-19 

Jansen mengatakan dengan sangat terbuka bilamana masyarakat ingin memberikan bantuan kepada pihaknya.

"TSI Bogor terbuka menerima bantuan atau donasi dari seluruh lapisan masyarakat, khususnya bagi para pecinta satwa yang ingin membantu program konservasi satwa," ucapnya.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler