PR BEKASI- Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda ini kembali meletus dan mengeluarkan abu vulkanik mulai tanggal 22 April 2022.
Kini status Gunung Anak Krakatau kini naik jadi siaga atau level 3.
Pasalnya adanya peningkatan aktivitas erupsi sejak tanggal 24 April 2022.
Baca Juga: 35 Link Template Twibbon Ucapan Idul Fitri 1443 H atau Lebaran 2022, Bagikan di Story WA
Bahkan meletusnya anak Gunung Krakatau diperkirakan akan terjadi tsunami.
Hal itu disampaikan Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers secara virtual pada Senin, 25 April 2022 malam.
"Perlu dipahami waspada bukan evakuasi, waspada artinya berhati-hati dengan meningkatkan kesiapsiagaan dan dengan tetap memperhatikan informasi dari pihak berwenang yaitu BMKG badan geologi, dan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana)," ujar Dwikorita.
Baca Juga: Anak Krakatau Siaga Level 3, Pemudik Lewat Jalur Bakauheni Ada Pesan dari Menko PMK
Sebelumnya ESDM merilis, dari meletusnya Gunung Anak Krakatau tinggi kolom hembusan mencapai 25 hingga 3.000 meter.
Menurut peta Kawasan Rawan Bencana (KRB) menunjukan bahwa hampir seluruh Gunung Krakatau yang berdiameter kurang lebih 2 Km adalah kawasan rawan bencana.
Gunung Anak Krakatau saat ini adalah lontaran material pijar dalam radius 2 km dari pusat erupsi.
"Dengan meningkatnya aktivitas Gunung Anak Krakatau dari level 2 menjadi level 3 yang disampaikan oleh Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, maka masyarakat diminta untuk waspada terhadap potensi gelombang tinggi atau tsunami terutama di malam hari," ucapnya lagi, dilansir Antaranews.
Baca Juga: Link Twibbon Hari Raya Idul Fitri 1443 Hijriah, Desain Unik dan Cocok Diunggah di Facebook
Bahkan jika terjadi letusan kembali kemungkinan lontaran letusan akan menjangkau jarak yang lebih jauh.
Maka dari itu menurut Dwikorita menegaskan masyarakat untuk waspada terhadap potensi adanya tsunami.
Namun menurut Dwikorita meski waspada terhadap tsunami masyarakat diharapkan tetap dalam keadaan tenang.
Masih menurut Dwikorita masyarakat juga dihimbau tidak mendatangi tempat-tempat wisata di daerah rawan bencana.
Seperti daerah yang pernah terdampak tsunami 2018 lalu yakni di sekitar wilayah pesisir Lampung dan Banten.***