Pantai Lawata Teluk Bima Berubah Warna Menjadi Coklat, Diduga karena Fenomena Sea Snot

28 April 2022, 07:15 WIB
Sebuah video beredar menunjukan kondisi Pantai Lawata Teluk Bima yang tercemar dan berwarna coklat, begini penjelasan DHL. /Tangkapan Layar Video Facebook/Fadriani/

PR BEKASI - Perairan Teluk Bima yang diandalkan sebagai tempat wisata kini tercemar dan berubah warna menjadi coklat keruh.

Dalam video yang berder, bahkan tampak banyak ikan dan biodata laut mati mengapung.

Hal itu tampak dalam video yang beredar pada Rabu, 27 April 2022 dan viral di media sosial.

Baca Juga: Kumpulan Twibbon Idul Fitri 1443 H untuk Ganti Profil di WA, FB, dan Kirim Ucapan

Tampak hamparan laut berubah menjadi coklat seperti terlihat gurun pasir dan diduga tertutup limbah minyak.

Diduga teluk ini tercemar akibat limbah minyak karena di sekitar lokasi setempat terdapat depot Pertamina.

Namun ada juga dugaan itu disebabkan oleh membludaknya alga (algae bloom).

Baca Juga: Daftar Hari Besar Selama 17-31 Mei 2022, Ada Hari Tanpa Tembakau Sedunia

Dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Instagram kabarnegri pada Kamis, 28 April 2022 dengan caption 'Perairan Teluk Bima yang selama ini dikenal sebagai 'rumah' bagi beragam biota laut, airnya kini berubah warna menjadi coklat keruh.'

Informasi yang beredar pencemaran air laut itu sudah terjadi sejak dua hari yang lalu.

Limbah berwarna coklat itu tampak di sepanjang Pantai Amahami, Pantai Lawata, dan sekitarnya di kawasan Teluk Bima.

Baca Juga: Hari dan Jam Tayang Spy X Family Episode 4, Anya Forger Terancam Tak Lolos Seleksi

Sementara itu, dilansir dari Mataram Pikiran Rakyat, beredar klarifikasi Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bima.

Klarifikasi tersebut diuggah melalui Facebook.

Agus Mawardy mengatakan jika perubahan warna air laut itu bukan karena tumpahan minyak.

Baca Juga: Daftar Hari Besar 1-15 Mei 2022, Nasional dan Internasional

Dari pengamatan sementara, fenomena tersebut menjurus ke "Sea Snot".

"Sea Snot" adalah lendir laut atau ingus laut yang terdiri dari sekumpulan organisme mirip mikus yang ada di laut.

Lendir tersebut sifatnya mirip dengan gelatin dan krim, dan umumnya tak berbahaya.

Baca Juga: Daftar Hari Besar 1-15 Mei 2022, Nasional dan Internasional

“Lendir laut sering muncul di Laut Tengah dan baru-baru ini menyebar ke Laut Marmara Turki. Salah satu penyebabnya karena pemanasan global, juga banyaknya buangan limbah tanpa pengolahan terlebih dahulu yang terakumulasi selama ini menuju Teluk Bima serta akibat naiknya temperatur air laut,” pernyataan krafikasi DLH dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari Mataram Pikiran Rakyat.***

Editor: Thytha Surya Swastika

Sumber: Instagram @kabarnegeri Mataram Pikiran-Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler