Jokowi Marah dan Ancam Reshuffle Sejumlah Menteri, Berikut Analisis dari Pakar Mikroekpresi

29 Juni 2020, 14:55 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku jengkel pada kinerja Menteri dalam menanggulangi Covid-19 dalam Sidang Kabinet Paripurna pada 18 Juni 2020, di Istana Negara, Jakarta.* //youtube.com/sekretariatpresiden

PR BEKASI - Beredar salah satu video yang menampilkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memarahi para menterinya pada saat rapat kabinet yang digelar secara tertutup pada Kamis, 18 Juni 2020 di Istana Negara, Jakarta.

Video Jokowi tengah memarahi para menterinya tersebut diunggah pada kanal YouTube Sekretariat Kabinet Minggu, 28 Juni 2020.

Kemarahan Jokowi diduga karena melihat kinerja para menterinya yang dinilai belum bisa bekerja secara maksimal dalam menangani pandemi virus corona atau Covid-19 di Indonesia terutama selama tiga bulan terakhir.

Baca Juga: Masih Bersitegang Sejak Agustus Lalu, Pakistan Tembak Drone Mata-mata India di Wilayah Sengketa

Jokowi pun mengatakan tak sungkan untuk melakukan reshuffle jajaran menterinya atau membubarkan lembaga.

Melihat kemarahan yang diluapkan Jokowi, Pakar Bahasa Tubuh dan Mikroekspresi Monica Kumalasari buka suara dan menganalisis hal tersebut.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Monica Kumalasari menganalisis gestur Jokowi berdasarkan lima kanal di antaranya ekspresi wajah, bahasa tubuh, suara, gaya verbal, dan terakhir konten.

Baca Juga: Jokowi Minta Menteri Tak hanya Bekerja Datar: Buat Terobosan Baru Atasi Covid-19!

Ekspresi wajah

Dari ekspresi wajah yang bersifat universal, dia menganalisis bahwa raut Jokowi sepanjang pembicaraan berlangsung memperlihatkan banyak kesedihan yang terlihat dari gerakan alis serta bibirnya.

"Ada juga rasa takut. Kemudian yang paling dominan mengenai emosi marah," kata Monica Kumalasari.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Timses Anies Baswedan Ternyata Anggota PKI?

Dia menjelaskan, emosi marah sangat terlihat di awal meski Jokowi mencoba untuk tetap tenang. Bahkan emosi itu terlihat dari bibir yang terlipat dan alis matanya.

Ekspresi yang dimaksud dia terlihat pada saat Jokowi mengatakan 'ini sudah tiga bulan ke belakang dan bagaimana tiga ke depan', kemudian 'tidak ada progres secara signifikan', terakhir saat mengatakan 'ini saya pertaruhkan reputasi politik saya'.

Monica Kumalasari juga menjelaskan bahwa Jokowi pada saat itu kerap mengatakan 'kita memiliki perasaan yang sama' bahkan hingga lebih dari empat kali.

Baca Juga: Sambut Awal Pekan, IHSG dan Nilai Tukar Rupiah Kompak Dibuka Melemah

"Saya menganalisa bahwa ini cara beliau mengatakan 'Hei kenapa para menteri ini tidak berempati'," ucapnya.

Bahasa tubuh

Jika dalam bahasa tubuh, Monica Kumalasari mengatakan bahwa Jokowi kerap menekankan apa yang dikatakannya melalui gerakan. Terdapat gerakan-gerakan menujuk dan juga menekan, hal itu hanya untuk menggarisbawahi apa yang Jokowi katakan.

Baca Juga: Berhasil Kendalikan Virus Corona, Taiwan Gelar Parade Kebanggaan LGBTQ untuk Dunia

"Ada punctuation, seperti 'saya menggarisbawahi', saya juga melihat bahasa tubuhnya ada seperti memukul podium, walau tidak secara harafiah memukul, tapi ada gerakan tangan yang sampai kayak gemetar, yang mendukung kata-kata yang dikatakan oleh beliau," ujarnya.

Suara

Sementara dalam hal suara, ia mengatakan pada saat itu suara Jokowi terdapat suara yang lebih rendah dan pelan.

Baca Juga: Cek Fakta: Bill Gates Dikabarkan Akan Luncurkan Kapsul Implan Manusia untuk Lawan Virus Corona

Hal itu menunjukkan rasa kesedihan dan tidak yakin. Ada pula pitch suara yang meninggi, seperti sudah berteriak yang menunjukkan kemarahan memuncak.

Gaya verbal

Apabila dari sisi gaya verbal, Monica Kumalasari mengatakan bahwa Jokowi kerap megulang kata 'krisis', '267 juta rakyat', 'extraordinary', dan 'biasa-biasa saja'.

Baca Juga: Meski Alami Peningkatan di Tingkat Provinsi, 5 Daerah di Sumatra Utara Ini Nihil Kasus Virus Corona

"Kata tersebut menunjukkan analisa bahwa ini kondisinya tidak biasa tapi 'kenapa Anda semua para menteri menganggap ini suasananya normal dan biasa saja'," imbuhnya.

Konten

Terakhir dari sisi konten keseluruhan, Monica Kumalasari menyebutkan ada 10 hari jeda dari pelaksanaan sidang hingga diunggahnya video yang menampilkan Jokowi memarahi jajarannya dan bukan tidak mungkin melakukan reshuffle dan membubarkan lembaga.

Baca Juga: Menteri Dinilai Tak Miliki Perasaan dan Kerja Lamban, Jokowi Ancam Reshuffle Kabinet

"Hasil analisa saya dari hal itu bahwa benar beliau (Jokowi) akan melakukan hal yang dalam video itu diucapkan," tuturnya.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler