Yogyakarta International Airport Junjung Kearifan Lokal, Ganjar Pranowo: Interiornya Bagus Banget

4 September 2020, 06:27 WIB
Ilustrasi Yogyakarta International Airport /

PR BEKASI – Peresmian Yogyakarta International Airport (YIA) merupakan salah satu upaya pemerintah dalam pemulihan ekonomi nasional (PEN) di tengah pandemi virus COVID-19.

Sektor pariwisata merupakan salah satu andalan untuk mengangkat perekonomian pada situasi pandemi. Bandara internasional yang terletak di Kulon Progo ini diharapkan mampu memberikan dampak baik bagi pegiat wisata, bisnis kuliner, seniman, UMKM, transportasi, dan berbagai pihak yang bisa terlibat.

YIA diharapkan bisa menarik wisatawan asing maupun domestik, mengingat lokasinya yang berdekatan dengan Candi Borobudur dan berbagai tempat wisat di Yogyakarta dan Jawa Tengah.

Baca Juga: Jalani 26 Reka Adegan Pesta Gay di Kuningan, Ada Adegan Tak Senonoh

"Presiden tadi menyampaikan kalau dari nilai angkanya luar biasa, pendekatan di masyarakatnya bagus, dan hasilnya juga ok sekali. Tidak hanya sekadar fungsi manfaatnya yang bisa diterbangin pesawat jumbo, tapi interiornya detailnya itu bagus banget," ucap Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Ganjar Pranowo yang diunggah pada 29 Agustus.

"Saya orang yang lama hidup di Yogya tentu ikut senang dan tentu semakin terasa terbantu, Yogya-Jateng makin akrab nanti kami juga punya kepentingan mengembangkan Borobudur," tutur Ganjar.

YIA dirancang dengan arsitektur bergaya modern, namun secara eksterior dan interior tetap menggambarkan budaya Yogyakarta.

Baca Juga: Jiwasraya Gagal Bayar di Saat Keuangan Baik, Mantan Direktur: Itu Aneh, Pak Hakim

Hal ini terlihat dari instalasi karya seni (artwork) di Terminal Penumpang dan beragam area yang didesain khusus untuk menjadi etalase Yogyakarta, Kulon Progo, dan sekitarnya.

Dengan desain seperti itu diharapkan akan membuat para pelaju akan merasakan budaya Jawa yang kental saat mendarat di YIA. Salah satunya pada filosofi makna ornamen kepala kolom di lantai 3 yang menggambarkan ronce melati serta dinding yang melukiskan bunga Wijayakusuma.

Bunga Wijayakusuma dipercaya memiliki hubungan erat dengan kisah raja-raja Mataram di masa lalu. Rancangan interior tersebut melibatkan 46 seniman lokal Yogyakarta.

Baca Juga: Beri Stimulus untuk Platform Dagang Online, Menkominfo: Produk UMKM Lokal Harus Jadi Tuan Rumah

Bandara ini berbeda dengan Bandar udara Adisutjipto yang hanya memiliki kapasitas penumpang sebanyak 1,6 juta dan jumlah penumpang kian bertambah menjadi sekira 8 jutaan. Sehingga YIA hadir menjawab permasalahan ini.

Bandara YIA telah beroperasi penuh sejak 29 Maret 2020. Kapasitas terminal penumpang yang lebih besar, yakni 219.000 meter persegi dan bisa didarati oleh pesawat berbadan besar seperti Boeing B-777 dan Airbus A380.

Waktu pembangunan juga tergolong cepat karena hanya memakan waktu 20 bulan untuk membangun bandara sebesar ini.

Baca Juga: Digenjot Latihan Keras di Kroasia oleh Shin Tae-yong, Punggawa Timnas U-19 Jatuh Pingsan

Hal ini menyebabkan pembangunan YIA mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai Bandar udara dengan pengoperasian tercepat dan mencatat 16 juta jam kerja tanpa kecelakaan kerja, sehingga mendapat Penghargaan Kecelakaan Nihil (Zero Accident Award).

Selain itu, di dalam terminal juga terdapat fasilitas yang disediakan untuk para pegiat Usaha Kecil Menengah (UKM) yang diberi nama Pasar Kotagede seluas 1.500 meter persegi.

Gerai UKM ini bisa menampung sebanyak 300 UKM.

Baca Juga: Mulai Awal Tahun 2021, Sri Mulyani Akan Ubah Harga Bea Materai Jadi Rp10.000

Pada area seluas 880 meter persegi di gedung penghubung dapat memuat sebanyak 170 UKM. Hal ini dilakukan untuk mendukung UKM yang ada di Yogyakarta.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: YouTube Sobat Dosen

Tags

Terkini

Terpopuler