Joko Widodo Kirim Karangan Bunga ke Kim Jong Un, Basarah: Itu Hal Wajar, Simbol Perdamaian Dunia

26 September 2020, 15:18 WIB
Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato untuk ditayangkan dalam Sidang Majelis Umum ke-75 PBB secara virtual di Istana Bogor, Jawa Barat, Rabu (23/9/2020). Dalam pidatonya Presiden Joko Widodo mengajak pemimpin dunia untuk bersatu dan bekerja sama dalam menghadapi pandemi Covid-19.(ANTARA FOTO/HO/KEMENLU) /

 

PR BEKASI - Presiden Joko Widodo mengirim karangan bunga untuk Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un.

Karangan bunga itu diserahkan kepada pejabat Duta Besar Indonesia pada Selasa, 22 September 2020.

Pemberian karangan bunga tersebut adalah hadiah sekaligus ucapan selamat dari Presiden Joko Widodo kepada Kim Jong Un dalam rangka memperingati HUT ke-72 Korea Utara.

Baca Juga: Palestina Sebut Normalisasi Hubungan dengan Israel sebagai Pelanggaran Hukum Internasional

Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua MPR Ahmad Basarah menilai, langkah Presiden Joko Widodo tersebut dilakukan sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tengah menjalankan politik luar negeri Indonesia yang bebas-aktif.

"Apa yang dilakukan Presiden Joko Widodo adalah hal yang wajar. Presiden Joko Widodo sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tengah menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif sebagaimana mandat konstitusi," kata Basarah di Jakarta, Sabtu, 26 September 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Dia menjelaskan bahwa politik luar negeri Indonesia adalah bebas-aktif, bebas untuk tidak memihak, dan aktif untuk turut serta memperjuangkan perdamaian dunia.

Baca Juga: Gatot Yakin Akan Ada Pertumpahan Darah Jika RUU HIP Disahkan, Ujang Komarudin: Mungkin Saja Benar

Karena itu, dia menilai sudah tepat jika presiden yang akrab disapa Jokowi itu memberikan karangan bunga kepada Kim Jong Un.

Karena bunga adalah simbol perdamaian dunia, dan presiden menginginkan perdamaian yang hakiki di Semenanjung Korea.

Indonesia juga sangat peduli akan perdamaian Semenanjung Korea. Dan bunga adalah sinyal untuk terus menjaga situasi Semenanjung Korea tetap kondusif.

Baca Juga: Sebut Maaf Kim Jong Un Tak Tulus, Korsel Tuntut Korut Selidiki Kasus Penembakan di Perbatasan

"Untuk itu sebagai sesama negara yang berjuang dan lepas dari kolonialisme serta punya hubungan erat dengan kedua Korea, Indonesia sangat peduli akan perdamaian di Semenanjung Korea. Bunga adalah sinyal untuk dapat saling menahan diri dan menjaga situasi Semenanjung Korea tetap kondusif," tutur Basarah.

Basarah menuturkan bahwa sebelumnya Bung Karno pun pernah memberikan bunga anggrek genus Dendrobium kepada Pemimpin Kim Il-sung (ayah dari Kim Jong Il, kakek dari Kim Jong Un) saat berkunjung ke Indonesia pada tahun 1965.

Anggrek dengan bunga berwarna merah itu kemudian dinamai Dendrobium kimilsungia.

Baca Juga: Lempeng di Selatan Jawa Bergerak 6 Sampai 7 cm per Tahun, BMKG: Pergerakan Seperti Itu Tak Terasa

Menurutnya, bunga anggrek di Korea Utara diabadikan dengan nama Dendrobium kimilsungia dan kehadirannya di negara itu diperingati melalui festival akbar setiap tahun.

Basarah mengatakan, konstitusi bangsa Indonesia, khususnya dalam pembukaan UUD 1945 memuat empat tujuan bernegara, satu di antaranya adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

"Bentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia menjadi saksi bahwa sejak berdiri hingga kini, bangsa Indonesia memang konsisten memegang teguh politik luar negeri bebas aktif dan berpartisipasi aktif mewujudkan perdamaian abadi serta mengenyahkan penjajahan dari muka Bumi," kata Basarah.

Baca Juga: Layaknya Film Horor, Puluhan Kepiting Raksasa Kelaparan Serbu Perkemahan

Dirinya mencontohkan mulai dari Konferensi Asia Afrika I pada 1955 di Bandung, KTT Non Blok pada 1960 hingga Konferensi Islam Asia Afrika pada 1965.

Selain itu, Indonesia juga ikut berperan aktif dalam misi perdamaian PBB sejak 1957 hingga kini, resolusi damai Palestina, serta aktif memprakarsai perundingan damai Afganishtan.

Bahkan Indonesia juga ikut memprakarsai perdamaian Kamboja melalui Jakarta Informal Meeting I dan II di Bogor, dan prakarsa-prakarsa perdamaian lainnya.

Baca Juga: Samsung Luncurkan Galaxy Z Fold2 dengan Design Elegan dan Ramping

"Komitmen Indonesia dalam menjaga perdamaian dunia dan mengenyahkan penjajahan dari muka bumi bahkan diakui dunia internasional. Sejarawan terkemuka Ahmad Mansyur Suryanegara dengan tegas menyebutkan pada saat Konferensi Islam Asia Afrika berlangsung 15 Maret 1965, Bung Karno dinobatkan sebagai Pendekar Kemerdekaan dan Islam atau The Champion of Freedom and Islam," kata Basarah.

Karena itu dia menilai apa yang dilakukan Jokowi adalah melanjutkan kebijakan politik luar negeri yang bebas aktif dan menjunjung tinggi perdamaian dunia.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB

Tags

Terkini

Terpopuler