Dinilai Lebih Efektif, Joko Widodo Minta Kepala Daerah untuk Lakukan 'Mini Lockdown' secara Berulang

28 September 2020, 13:03 WIB
Presiden RI Joko Widodo, Instagram/@jokowi /

 

PR BEKASI - Presiden RI Joko Widodo memberi perintah kepada Komite Penanganan Covid-19 untuk segera menyampaikan pesan kepada para kepala daerah tingkat Provinsi hingga Kabupaten/Kota.

Pesan tersebut berisi perintah untuk tetap melakukan Pembatasan Sosial Berskala Mikro (PSBM) melalui intervensi berbasis lokal.

Menurut Joko Widodo, PSBM atau "mini lockdown" secara berulang, akan lebih efektif dan tidak merugikan bagi masyarakat .

Baca Juga: Jakarta Terus Alami Banjir, Ketua DPRD Jakarta Salahkan Anies Baswedan: Jangan Pas Banjir Baru Kerja

"Ini perlu saya sampaikan sekali lagi kepada komite, bahwa ini agar disampaikan ke Provinsi Kabupaten Kota artinya pembatasan berskala mikro di tingkat kampung, desa, RT RW, atau di kantor atau di pondok pesantren, saya kira lebih efektif," kata Joko Widodo dalam arahan di Rapat Terbatas.

"Mini lockdown yang berulang itu akan lebih efektif. Jangan sampai kita generalisir 1 kab/kota apalagi 1 provinsi. Ini akan merugikan banyak orang," ucapnya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Senin, 28 September 2020.

Penanganan Covid-19 oleh pemerintah di Indonesia, terus diupayakan dengan berbagai cara. Hal itu guna menekan angka terkonfirmasi positif dan juga angka kematian akibat COVID-19.

Baca Juga: Usai Memamerkan Tubuhnya dalam Kontes Kecantikan, Wanita Ini Kesulitan untuk Menjadi Dokter Kembali

Hingga kemarin, berdasarkan data yang diterima dari tim Komite Penanganan COVID-19 dan juga Kementerian Kesehatan, Joko Widodo menyebut, kasus terkonfirmasi aktif di Indonesia sudah sedikit lebih rendah dibandingkan dengan kasus terkonfirmasi aktif di dunia.

Namun, tidak dengan angka kematian dan kesembuhan di Indonesia, yang secara rata-rata masih sedikit lebih rendah dari rata-rata di dunia.

"Data yang saya peroleh per 27 September 2020, rata-rata kasus aktif di Indonesia itu 22,46 persen. 22,46 persen ini sedikit lebih rendah dari rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 23,13 persen. Saya kira, ini baik untuk terus diperbaiki lagi," ucap Joko Widodo.

Baca Juga: Minta Rencana Detail Vaksinasi Covid-19 Siap dalam Dua Pekan, Jokowi: Saat Ada, Tinggal Pelaksanaan

"Kemudian kedua, kalau kita bandingkan dengan bulan lalu, rata-rata kematian di negara kita juga menurun, dari 4,33 persen menjadi 3,77 persen. Meski ini kalau dibandingkan dengan rata-rata kematian dunia, kita masih sedikit lebih tinggi, karena rata-rata kematian dunia mencapai 3,81 persen," ucapnya

Jokowi menegaskan, ini harus menjadi tugas kita bersama untuk menekan lagi agar rata-rata kematian di negara kita bisa terus turun.

Untuk diketahui, rata-rata kesembuhan di negara kita 73,76 persen ini sedikit lebih rendah dibanding kesembuhan dunia di angka 73,85 persen.

Baca Juga: Penelitian Terbaru Ungkap Tingkat Radiasi di Bulan 200 Kali Lebih Besar Daripada di Bumi

Untuk itu, Joko Widodo memerintahkan, agar standar pengobatan di semua wilayah harus mengacu pada standar pengobatan yang sudah ditetapkan Kementerian Kesehatan.

Penerapan standar pengobatan ini harus diterapkan di ruang isolasi, ruang ICU Rumah Sakit, dan juga Wisma Karantina.

"Oleh sebab itu, saya tadi malam, 27 September, mendapat laporan dari Wakil Ketua Komite dan dari Menkes bahwa standar untuk pengobatan semua sudah diperintahkan untuk mengacu pada standar yang diberikan Menkes, baik di ruang ICU (Rumah Sakit), ruang isolasi, dan wisma karantina. Ini sangat penting sekali. Kita harapkan, nanti angka kematian akan semakin menurun dan angka kesembuhan semakin baik lagi," tuturnya.

Baca Juga: Dikira Hidup Kembali, Pria Mirip Karl Marx Kedapatan Tengah Berdansa di Turki

Pandemi COVID-19 yang menjadi ancaman banyak negara, sedikit demi sedikit secara perlahan namun pasti mulai dapat diatasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebelumnya menegaskan, bahwa virus Corona terjadi secara alami. WHO menyebut, bahwa banyak riset sudah menunjukkan mengenai asal mula virus Corona telah memperlihatkan secara keseluruhan bahwa virus Sars-Cov2 muncul secara alami, bukan buatan.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler