Deklarasi KAMI Ditolak Warga dan Dibubarkan Polisi, Gatot Nurmantyo Tuding Ada Massa Bayaran

28 September 2020, 19:22 WIB
Mantan Panglima TNI, Gatot Nurmantyo. /

PR BEKASI - Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) kembali mengadakan deklarasi organisasinya.

Kali ini, KAMI berdeklarasi di Gedung Juang 45 dan Graha Jabalnur, Kota Surabaya pada Senin, 28 September 2020.

Dalam acara itu, turut hadir Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) sekaligus deklarator KAMI, Gatot Nurmantyo.

Namun, deklarasi yang KAMI sebut sebagai acara silaturahmi itu terpaksa dibubarkan oleh polisi.

Baca Juga: Live Streaming dan Prediksi Liverpool vs Arsenal Selasa, 29 Agustus 2020: Pertaruhan Puncak Klasemen

Menurut Kapolsek Sawahan AKP Wisnu Setiyawan Kuncoro, langkah pembubaran dilakukan akibat penyelenggara deklarasi tidak memiliki izin, salah satunya karena memperhatikan kelayakan bangunan.

"Ini kan kegiatan yang mengumpulkan massa harusnya diperhitungkan bagaimana protokol kesehatannya dan kelayakan bangunannya. Acara ini tidak ada izin," kata Wisnu, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI.

Selain tidak mengantongi izin, aksi KAMI di Surabaya juga mendapat penolakan dari elemen masyarakat.

Orasi dan beragam spanduk penolakan dibentangkan seperti 'Aliansi Pemuda Surabaya Menolak Kehadiran KAMI, Barisan Sakit Hati Pemecah Belah Bangsa'.

Baca Juga: Seorang Wanita Tiba-tiba Diseruduk Kerbau, Petugas Medis: Ini Jarang Terjadi

Selain itu, ada juga spanduk yang bertuliskan 'Arek Suroboyo Menolak KAMI Penyebar Virus Covid-19 dan KAMI Ojo Banci, Nek Wani Nggawe Partai, Ojo Cuma Dadi Provokator'.

Dalam acara itu, Gatot Nurmantyo sempat memberikan sambutan di podium, tapi kemudian personel intel polisi berpakaian putih menyela dan meminta acara dihentikan.

Mendengar permintaan itu, Gatot pun menyetujui.

"Ini dari kepolisian. Kalau polisi minta dibubarkan, di sana (Gedung Juang) bubar, di sini bubar, mari kita bubar seperti apa yang beliau katakan," kata Gatot.

Menanggapi hal tersebut, Gatot Nurmantyo menuding aksi penolakan terhadap acara mereka di Surabaya diikuti massa bayaran.

Baca Juga: Sebut Pelayanan Bandara Soekarno-Hatta Buruk, Trinity Traveler: Berasa Diospek, Kita Dibentak-bentak

"Saya mengimbau kepada rekan-rekan KAMI, bahwa kita harus bersyukur. Karena yang demo di sana, kehadiran KAMI akhirnya ada demo. Demo kan dibayar. Dalam ekonomi susah seperti ini, ada rekan-rekan yang kesulitan dan ada tawaran ya diterima," kata Gatot Nurmantyo di Masjid As-salam Puri Mas Surabaya.

Pembubaran deklarasi KAMI di Surabaya, juga turut membuat Sekretaris Badan Pekerja KAMI Syahganda Nainggolan merasa prihatin.

"KAMI akan menginvestigasi apakah itu terkait dengan isu komunisme yang dibicarakan atau lainnya," kata Syahganda di akun Twitternya @syahganda, Senin, 28 September 2020.

Syahganda juga mengingatkan warga Surabaya untuk menjunjung tinggi keselamatan Indonesia.

"Tetap semangat untuk arek arek Suroboyo yang punya idealisme tinggi menyelamatkan Indonesia," tulis Syahganda menambahkan.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler