Terungkap Fenomena LGBT di Lingkungan TNI, Psikolog Beri Penjelasan Kemungkinan Itu Terjadi

16 Oktober 2020, 07:27 WIB
Ilustrasi Prajurit TNI. /RRI

PR BEKASI - Baru-baru ini, Ketua Kamar Militer Mahkamah Agung (MA) Mayor Jenderal (Purn) Burhan Dahlan menyebut ada kelompok lesbian, gay, biseksual, dan transgender (LGBT) di lingkungan TNI.

Kelompok tersebut dipimpin seorang Sersan dan anggotanya ada yang berpangkat Letnan Kolonel (letkol).

"Ternyata, mereka menyampaikan kepada saya, sudah ada kelompok-kelompok baru, kelompok persatuan LGBT TNI-Polri. Pimpinannya Sersan anggotanya ada yang Letkol. Ini unik, tapi memang ini kenyataan," kata Burhan Dahlan dalam tayangan kanal YouTube MA, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Jumat, 16 Oktober 2020.

Menurut Burhan, kasus kali ini berbeda dengan kasus LGBT yang pernah dia tangani pada 2008.

Baca Juga: Update Harga Emas Hari Ini Jumat, 16 Oktober 2020, Turun Lagi Hanya Rp971.000 per Gram 

Burhan menceritakan, pada 2008 dia menyidangkan kasus LGBT pertama di lingkungan TNI.

Kala itu, dalam putusannya Burhan tidak menghukum yang bersangkutan, tetapi memerintahkan sang komandan untuk mengobatinya sampai sembuh.

"Kenapa demikian? Ketika saksi ahli menyampaikan ketika itu, itu seorang perwira menengah baru pulang operasi dari Timor Timur. Begitu dia tertekannya dalam pelaksanaan tugas operasi itu sehingga membentuk pikiran, perasaan, mentalnya dia menjadi ada penyimpangan," tutur Burhan.

Menanggapi fenomena yang tidak biasa di lingkup TNI, Psikolog Rose Mini Agoes Salim mengatakan, kepribadian atau karakter yang terbentuk dalam diri anggota komunitas LGBT bukan hanya berdasarkan faktor genetik.

Baca Juga: Bentrokan Konflik Lahan Pecah di NTT, Kaum Ibu Jadi Korban Kekerasan Aparat 

Psikolog yang akrab disapa Bunda Romi itu mengatakan, faktor lingkungan juga berpengaruh sangat besar.

"Kalau kita lihat seperti di penjara itu yang di penjara bertahun-tahun ada yang penyuka sejenis, karena melihat situasi dan kondisi mereka harus melakukan itu. Kalau dibilang tidak mungkin tidak juga, kemungkinannya masih ada juga. Bukan berarti di militer orang menjadi tidak masalah, tapi kan perilaku suka sama suka itu tergantung situasi dan kondisi di lingkunganya," kata Bunda Romi.

Dirinya menilai perilaku LGBT bisa terjadi di mana saja, tergantung dengan kondisi lingkungan sekitar.

"Tapi ada juga awalnya baik-baik saja tidak terjadi apa-apa, tapi karena lingkungan sesama jenis, di mana pun bisa terjadi, mau di militer, di masyarakat umum atau di dalam tahanan itu bisa saja terjadi," kata Bunda Romi.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler