BNPB Minta Tiga Daerah Ini Siaga, Potensi Banjir Bandang dan Tanah Longsor Hantui Masyarakat

19 Oktober 2020, 11:50 WIB
Ilustrasi bencana hidrometereologi. /BNPB

PR BEKASI – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengimbau agar pemerintah daerah di tingkat povinsi mewaspadai dampak hujan lebat di wilayahnya.

BNPB menyampaikan terdapat tiga wilayah yang patut mewaspadai dan siaga dalam menghadapi potensi bahaya bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, dan angin kencang.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs BNPB, tiga wilayah tersebut yakni Provinsi Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung.

Baca Juga: Smartphone 5G Termurah, Intip Spesifikasi dan Harga Samsung Baru A42 yang Resmi Meluncur di Pasar

Berdasarkan informasi potensi dampak hujan lebat, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat tiga provinsi tersebut dengan status siaga.

Prakiraan tersebut berlaku pada analisis cuaca pada 18 Oktober 2020 pukul 8.00 WIB sampai dengan 19 Oktober 2020 pukul 7.00 WIB.

Selain itu, BMKG pun merilis provinsi dengan status waspada, yakni Aceh, Jambi, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Papua Barat, dan Papua.

Diketahui pada Oktober 2020, sejumlah wilayah Indonesia telah memasuki musim hujan.

Baca Juga: Cegah Hoaks Vaksin Covid-19 yang Berseliweran, Menkominfo Tegaskan Beberapa Hal

Wilayah tersebut antara lain pesisir timur Aceh, sebagian Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Pulau Bangka, Lampung, Banten, sebagian Jawa Barat, sebagian Jawa tengah, sebagian kecil Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kalimantan Utara, sebagian kecil Sulawesi, Maluku Utara, dan sebagian kecil Nusa Tenggara Barat.

Dalam pelaksanaannya, pemerintah daerah dan setiap pihak patut waspada mengingat fenomena La Nina yang terjadi di wilayah nusantara.

Salah satu dampak yang dipicu oleh fenomena ini yaitu peningkatan curah hujan yang berujung pada bencana hidrometeorologi.

BMKG menganalisis berdasarkan catatan historis menunjukkan La Nina dapat menyebabkan terjadinya peningkatan akumulasi jumlah curah hujan bulanan di Indonesia hingga 40% di atas normalnya.

Baca Juga: Cegah Hoaks Vaksin Covid-19 yang Berseliweran, Menkominfo Tegaskan Beberapa Hal

Akan tetapi dampak La Nina tidak seragam di seluruh Indonesia, pada Oktober-November, peningkatan curah hujan bulanan akibat La Nina dapat terjadi hampir di seluruh wilayah Indonesia, kecuali Sumatera.

Selanjutnya, pada Desember hingga Februari 2021, peningkatan curah hujan akibat La Nina dapat terjadi di Kalimantan bagian timur, Sulawesi, Maluku-Maluku Utara, dan Papua.

Pada Oktober ini, beberapa zona musim di wilayah Indonesia diperkirakan akan memasuki musim hujan di antaranya peningkatan curah hujan seiring dengan awal musim hujan disertai peningkatan akumulasi curah hujan akibat La Nina.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: BNPB

Tags

Terkini

Terpopuler