Ditanya Apa yang Akan Dilakukan Jika Jadi Presiden RI, Ahok: Langsung Ada Pemutihan Dosa-dosa Lama

19 Oktober 2020, 14:26 WIB
Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok./Instagram @basukibtp /

PR BEKASI - Mantan Gubernur DKI Jakarta yang kini menjabat sebagai Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, baru-baru ini melakukan perbincangan hangat dengan seniman Butet Kartaradjasa.

Dalam kesempatan tersebut, Butet Kertaradjasa secara blak-blakan bertanya apa yang akan dilakukan Ahok seandainya diberi kesempatan menjadi Presiden di Indonesia.

Tanpa berpikir panjang, Ahok langsung menjawab 'pemutihan'.

Baca Juga: Sri Mulyani Tolak Usulan Menperin Terkait Pajak 0 Persen untuk Mobil Baru: Sudah Ada Insentif Lain

"Langsung ada pemutihan dosa-dosa lama. Supaya rezim ke rezim itu terus menjadikan ini semacam ATM. Siapa yang enggak pernah buat salah. Dulu pernah saya sampaikan, kalau Pilkada seluruh Indonesia, siapapun yang ikut harus bisa membuktikan secara terbalik hartanya," kata Ahok, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Butet Kertaradjasa, Senin, 19 Oktober 2020.

Menurut Ahok, jika harta tersebut berasal dari harta orang tuanya yang korupsi, tidak apa-apa. Minimal, rakyat tahu dari mana harta itu berasal.

"Kalau kamu mengatakan harta orang tua saya korup, tidak apa-apa. Minimal rakyat tahu, kenapa kamu punya harta sekian puluh miliar, ratus miliar. Kamu tinggal declare, ini warisan dari ayah saya mantan pejabat ini, rakyat yang putuskan," kata Ahok.

Baca Juga: Harga Kebutuhan Pokok Jawa Barat Awal Pekan Ini, Telur, Cabe, dan Bawang Merah Alami Kenaikan

Tapi, Ahok menegaskan, setelah itu harus ada pembuktian terbalik. Karena, seorang anak koruptor belum tentu akan bersifat seperti orang tuanya ketika menjabat.

"Anak pejabat yang korup pun, belum tentu korup, belum tentu dia tidak punya hati melayani rakyat, belum tentu dia tidak punya hati menolong yang miskin dan yang membutuhkan pertolongan. Tapi yang penting, dia harus bisa membuktikan hartanya dari mana," ucap Ahok.

Menurut Ahok, seorang pejabat pemerintah harus transparan tentang harta yang dimilikinya, agar korupsi tidak terulang lagi.

Baca Juga: Tiongkok Sudah Tetapkan Kejadian Luar Biasa, Guru Besar UI Sebut Norovirus Sudah Masuk ke Indonesia

Selain itu, Ahok juga akan memperbaiki gaji para pejabat negara. Asalkan, mereka mempunyai KPI (Key Performance Indicator) yang jelas.

Misalnya rakyat harus punya jaminan pendidikan, jaminan kesehatan, jaminan perumahan, hingga membantu pengusaha kecil dan menengah agar bisa berkembang.

"Aparat semua harus dinaikkan gajinya. Prajurit TNI - Polri, kita bisa subsidi langsung ke orangnya. Caranya, misalnya anda kalau pergi operasi perang, pulang dapat diskon 10 persen, dua kali perang mungkin dapat diskon 20 persen," tutur Ahok.

Baca Juga: Kasus Kekerasan Anak Meningkat Selama Pandemi, Pakar Beberkan Sejumlah Faktornya

Menurut Ahok, saat ini banyak para prajurit TNI - Polri yang mendapatkan banyak penghargaan, tapi jika mereka datang ke minimarket dan tidak punya uang, maka mereka tidak bisa mendapatkan apa yang mereka butuhkan.

Lain halnya, jika para prajurit tersebut memiliki subsidi langsung sebesar diskon 10 persen atau 20 persen. Prajurit tersebut tentu bisa membeli apa yang mereka butuhkan dengan menggunakan uang dari pemerintah dan Kementerian Hukum dan Ham.

Sedangkan untuk mereka yang terlibat dalam kasus-kasus kejahatan kemanusiaan, Ahok menjawab bahwa presiden sebagai kepala negara, tentu berhak untuk memberikan pengampunan.

Baca Juga: Vaksinasi Dimulai November Mendatang, Epidemiolog Ingatkan Belum Ada Vaksin Covid-19 yang Aman

"Kalau jadi presiden tuh gampang, kita tinggal proses supaya rakyat tahu siapa yang perbuat, dari mana perjalanan kejadian seperti itu. Setelah itu sebagai kepala negara berhak memberikan pengampunan, itu rekonsiliasi bangsa ini. Rekonsiliasi bukan berarti menutupi kejahatan. Tapi kejahatan apapun harus tercatat, sehingga rakyat generasi kita berikutnya akan belajar tentang apa itu kesalahan penguasa terdahulu," tutur Ahok.

Terakhir, Ahok mengungkapakan bahwa ada narasi yang hilang dalam diri bangsa Indonesia.

"Ada narasi yang hilang dalam bangsa ini, tentang siapa orang Indonesia. Tiba-tiba seolah-olah saya bukan orang Indonesia asli. Ini kan jelas ada narasi yang hilang," kata Ahok.

Baca Juga: Anggap Sebagai Saudara, Cristiano Ronaldo Dukung Khabib Nurmagomedov Pertahankan Gelar Juara

Oleh karena itu, seorang manusia seharusnya dinilai dari seberapa berguna dia bagi orang lain, bukan berdasarkan keyakinannya apa.

Karena keyakinan itu hubungannya dengan Tuhan, maka tunjukkanlah perbuatan sesuai keyakinanmu pada Tuhan.***

Editor: Puji Fauziah

Tags

Terkini

Terpopuler