Kasus Kekerasan Anak Meningkat Selama Pandemi, Pakar Beberkan Sejumlah Faktornya

- 19 Oktober 2020, 13:53 WIB
ILUSTRASI anak-anak yang sedang bermain dan membaca bersama temannya.*
ILUSTRASI anak-anak yang sedang bermain dan membaca bersama temannya.* /Pixabay/

PR BEKASI – Dihimpun dari data berbagai pihak menunjukan kekerasan anak di beberapa daerah meningkat tajam selama pandemi Covid-19.

Semisalnya, data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Nusa Tenggara Barat menunjukan kekerasan terhadap provinsi tersebut meningkat 12 persen.

Dosen Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB University Yulina Eva Riany mengatakan kekerasan tersebut terjadi karena rasa bosan, jenuh dan penat akibat aktivitas yang lebih banyak harus dilakukan di rumah.

Baca Juga: Vaksinasi Dimulai November Mendatang, Epidemiolog Ingatkan Belum Ada Vaksin Covid-19 yang Aman

Selain itu, perubahan kondisi finansial keluarga akibat pandemi Covid-19 akan semakin memperburuk tekanan psikologi pada keluarga yang berdampak fatal pada anak.

Anak menjadi korban ledakan emosi orang tua sebagai pihak terdekat dan kecil kemungkinannya melakukan perlawanan balik.

“Penelitian menunjukan mayoritas tindak kekerasan terhadap anak terjadi pada keluarga kondisi sosial ekonomi yang rendah. Tekanan sosial ekonomi seperti terlilit hutang dan kemampuan ekonomi yang rendah menjadi penyebab stres pada orang tua,” kata Yulina sebagaiamana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Senin 19 Oktober 2020.

Baca Juga: Anggap Sebagai Saudara, Cristiano Ronaldo Dukung Khabib Nurmagomedov Pertahankan Gelar Juara

Ekpresi amarah yang berlebihan sebagai solusi pelarian masalah sering ditumpahkan orang tua terhadap anak, apalagi ditambah dengan pengetahuan terhadap strategi pengasuhan anak yang rendah dan kebiasaan memberlakukan hukuman fisik dalam interaksi sosial sehari-hari antara anak dengan orang tua.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah