Terjadi Kericuhan dalam Aksi Demonstrasi, Kepolisian Sebut 95 Persen Didominasi Pelajar SMK

20 Oktober 2020, 17:16 WIB
Unjuk rasa di Kawasan Tugu Tani, Jakarta. /ANTARA/Hafidz Mubarak A/nz/

PR BEKASI - Aksi unjuk rasa yang berlangsung sejak disahkannya UU Cipta Kerja 5 Oktober lalu, kini menuai polemik.

Aksi unjuk rasa dikabarkan terjadi kasus bentrok besar pada tanggal 8 Oktober dan 13 Oktober lalu.

Hasil temuan polisi di lapangan maupun dari sejumlah peserta aksi yang diamankan menyebut bahwa banyak para pelajar yang turut dalam aksi.

Baca Juga: Buka-bukaan Soal Performa Presiden Setahun Pertama, Haris Azhar: Jokowi Punya Karakter Anti HAM

Lebih jauh lagi, para pelajar tersebut merupakan pelajar Sekolah Tingkat Menengah Kejuruan (SMK), bahkan pernah ditemukan pelajar Sekolah Dasar ikut aksi UU Omnibus Law itu.

Hal itu dibenarkan oleh Kepolisian Daerah Metro Jaya Jakarta yang menyebut pada unjuk rasa tanggal 8 dan 13 Oktober, 95 persen merupakan pelajar SMK.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus mengatakan bahwa unjuk rasa pada mulanya dilakukan secara damai, namun pada akhirnya ada orang yang membuat kerusuhan.

Baca Juga: Omnibus Law Berpotensi Untungkan Nelayan Asing dan Rugikan Nelayan Kecil Indonesia

"Masyarakat sudah tahu, setiap kegiatan unjuk rasa, yang betul-betul niat untuk demonstrasi sebenarnya damai. Namun nanti yang rawan saat selesainya, itu ada lintas ganti yaitu orang yang memang niatnya melakukan kerusuhan dan sudah kita amankan beberapa kali unjuk rasa kemarin," kata Yusri Yunus, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Selasa, 20 Oktober 2020.

Yusri mengatakan orang-orang tersebut memang datang hanya untuk tujuan membuat kerusuhan dan terpanggil melalui media sosial.

"Memang mereka niatnya bukan unjuk rasa, tapi membuat kerusuhan. Mereka banyak diundang (dari media sosial). 80 persen adalah anak SMK dari dua kali unjuk rasa yang terjadi kerusuhan. Dari 80 persen itu kita cek lagi 95 persen pelajar SMK," tutur Yusri Yunus.

Baca Juga: Tempuh Dua Skema Paralel, Pemerintah Sediakan Vaksin Covid-19 Jangka Pendek hingga Jangka Panjang

Tidak ingin terjadi kembali pelajar ikut turun aksi dengan tujuan membuat kerusuhan seperti kemarin, Yusri mengatakan bahwa pihaknya telah melaporkan ke Dinas Pendidikan serta sekolah asal pelajar tersebut.

Atas kejadian ini Yusri meminta juga kepada orang tuan untuk dapat mengawasi anak masing-masing.

"Saat kerusuhan kemarin pun (demo 13 Oktober) sampai ditemukan ada siswa SD. Makanya kami minta orangtua ikut mengawasi." ucap Yusri.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler