Megawati Sebut Jakarta Amburadul, Pengamat: Penganugerahan Kota Intelektual Ini Bernuansa Politis

13 November 2020, 12:15 WIB
Polemik Megawati Soekarnoputri yang mengkritik Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan. /RRI

PR BEKASI – Belum lama ini Kota Semarang, Kota Solo, dan Kota Surabaya mendapatkan penghargaan ‘Kota Mahasiswa’ atau ‘City of Intellect’ berdasarkan catatan Universitas Negeri Jakarta (UNJ).

Ketiga kota yang meraih penghargaan tersebut faktanya dipimpin oleh kader-kader dari PDI Perjuangan, yakni Walikota Semarang Hendrar Prihadi, Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo, dan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini.

Melihat prestasi yang diraih para kadernya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri tak sungkan untuk memuji mereka. Tidak hanya memuji, Megawati turut membandingkan pencapaian mereka dengan kota lainnya.

Megawati membandingkan DKI Jakarta dengan ketiga kota peraih ‘City of Intellect’.

Baca Juga: Dialokasikan Bulan Depan, Pemkab Bekasi Siap Terima Vaksin Covid-19 dari Pemerintah Pusat 

Bahkan Megawati sempat melempar pernyataan kontroversial, yakni menyebut Jakarta sebagai kota yang amburadul lantaran tidak mendapatkan ‘City of Intellect’.

Terkait hal itu, Direktur Eksekutif Indonesia Future Studies (INFUS) Gde Siriana menilai penghargaan tersebut syarat muatan politis.

"Jadi saya melihat penganugerahan kota intelektual ini bernuansa politis. Barangkali terkait kepentingan Pilpres 2024. Tanpa mengecilkan tim UNJ," kata Gde Siriana kepada RRI, Kamis, 12 November 2020, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com.

Gde pun membandingkan dengan penghargaan yang didapat Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yaitu penghargaan Sustainable Transport Award (STA) 2021.

Baca Juga: 'Gerilya' Habib Rizieq Dimulai dari Puncak, Massa Simpatisan Tumpah di Exit Tol Gadog 

STA merupakan ajang penghargaan tahunan yang menilai perbaikan mobilitas dan inovasi perbaikan sistem transportasi suatu kota.

"Sangat timpang jika kita membandingkan award international yang diterima DKI Jakarta (Sustainable Transportation Award 2021) dengan award kota intelektual skala domestik Indonesia," kata dia.

"Saya tidak tahu pasti kapan survei tim UNJ dilakukan, tetapi jika pemberiannya dilakukan sesudah DKI mendapat STA 2021 bisa menimbulkan kesan tidak mau kalah dan seperti dipaksakan," sambung dia.

Lebih lanjut, dia pun melihat tiga kota yang mendapatkan penghargaan ‘City of Intellect’ itu adalah kota dengan wali kota yang diusung PDI Perjuangan.

Baca Juga: Tekan Angka Pengangguran, Pemkab Bekasi Akan Buka Lowongan Pekerjaan Seluas-luasnya 

"Dan anehnya, ketika DKI memperoleh STA 2021, Megawati tidak menyentil wali kota Semarang, Solo, dan Surabaya karena tidak memperoleh STA 2021," kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Megawati Soekarnoputri memuji pencapaian sejumlah kadernya yang menjadi kepala daerah, termasuk wali kota Semarang, Solo, dan Surabaya.

"Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya. Itu adalah anak-anak dari partai saya," ucap Megawati, ketika berbicara dalam acara daring bertajuk Dialog Kebangsaan Pembudayaan Pancasila dan Peneguhan Kebangsaan Indonesia di Era Milenial.

Dalam kesempatan tersebut, Megawati pun turut membandingkan prestasi dari para kadernya dengan kondisi Jakarta yang ia sebut amburadul.

"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini, tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi City of Intellect bisa dilakukan tata kota, masterplan-nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," kata Megawati.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: RRI

Tags

Terkini

Terpopuler