"Habib Rizieq tidak pernah memikirkan dirinya sendiri , beliau ini bukan orang yang sedang membangun citra diri, itu persoalannya, Habib Rizieq itu mau apa adanya supaya audiens ngerti," ucapnya.
Munarman juga menyebut bahwa Habib Rizieq tahu kapan harus menggunakan bahasa yang 'pedas' itu dan kapan tidak.
"Anda bisa bandingkan ya, ketika Habib Rizieq ceramah di Makkah, ada videonya banyak, bandingkan dengan ceramah Habib Rizieq di Indonesia, itu berbeda," tuturnya.
"Habib Rizieq ketika mengisi forum simposium "mewaspadai kebangkitan PKI bersama para jenderal di gedung balai kartini", berbeda bahasanya, dia bisa kapan forum ilmiah, kapan forum audiens pengajian tertutup majelis ilmu, dan kapan yang dengan audiens yang bahasanya memang harus begitu," sambung Munarman.
Baca Juga: Tidak Lagi Dipimpin Donald Trump, PM Israel Sampaikan Permintaan Khusus ke Joe Biden Soal Iran
Namun Munarman menyayangkan pandangan Publik kepada Habib Rizieq yang seolah-olah menyebut dia tidak bisa menjaga lisannya.
"Ini lah problem-nya karena kita sekarang ini dalam era teknologi media sosial sehingga yang tadinya untuk konsumsi masyarakat kalangan tertentu karena ada teknologi ini dia terekspos ke mana-mana," ucapnya.
Memang Munarman mengakui, bagi masyarakat yang belum terbiasa dengan gaya ceramah Habib Rizieq akan terkaget-kaget saat mendengarnya, tapi kalau orang yang tahu dan mengikuti Habib Rizieq di setiap panggungnya, itu merupakan hal biasa.
Lebih lanjut, Munarman membantah kekhawatiran yang muncul di tengah masyarakat yang menyebut ucapan-ucapan Habib Rizieq dapat meracuni pengikutnya dan bisa saja malah melakukan hal-hal yang seperti Habib Rizieq katakan dalam ceramahnya.
Baca Juga: Lama Tak Terlihat di Televisi Usai Kasus Ario Kiswinar Mencuat, Begini Kondisi Mario Teguh Sekarang