"Saya kira masyarakat Indonesia tidak begitu saja terpengaruh, karena kan ceramah Habib Rizieq ini sejak 98 memang begitu sebetulnya, Habib Rizieq ini kan sebetulnya mengawali karir ceramah itu dari kampung ke kampung dan tidak pernah kejadian itu kemudian membuat masyarakat itu jadi terprovokasi," tuturnya.
Munarman menjelaskan bahwa masyarakat telah memahami konteks untuk membedakan mana yang hak dan batil.
"Tapi untuk bertindak lebih jauh itu saya melihat baik dari pengalaman dan fakta, itu mesti ada pengorganisasian untuk menggerakan sebuah kelompok dan komunitas massa," tutup Munarman.
Perlu diketahui, beberapa waktu yang lalu telah beredar video ceramah Habib Rizieq yang menyebut para penghina ulama dan nabi pantas dipenggal sebagai upaya tindakan tegas.
Baca Juga: Bongkar IQ Fadli Zon dan Ingatkan Tak 'Off Side' Kritik TNI, Peter Gontha: Gue Tetap Temen Lu kan?
Ini contoh ceramah yg brsifat mnantang & berisi penuh kbencian & prmusuhan yg bagi aparat psti hrs ditindak. Jika dibiarkan provokasinya bisa mluas & melebar. Hentikan ceramah seperti ini, apalagi atasnamakan dakwah yg msti dg hikmah & mau'zhoh hasanah. pic.twitter.com/SNy6EeByej— Jimly Asshiddiqie (@JimlyAs) November 17, 2020
Dalam video berdurasi 40 detik itu, Habib Rizieq meminta agar pihak kepolisian menindak tegas orang yang terlibat kasus penghinaan terhadap Ulama dan Nabi.
Habib Rizieq dalam ceramahnya pun menyinggung kasus pemenggalan seorang guru di Prancis bernama Samuel Paty pada Oktober 2020.
Kepala Samuel Paty dipenggal karena menunjukkan kartun Nabi Muhammad SAW kepada murid-muridnya.***