Akun Instagram Brimob membagikan video pemuda yang kini tengah ditindaklanjuti aparat ini.
Dalam video itu, AJ mengaku menyesal dan meminta maaf sebesar-besarnya atas tindakan yang telah dilakukanannya.
Dengan raut muka tegang, AJ berbicara di depan kamera yang diduga dipegang oleh salah seorang aparat.
Baca Juga: Muannas Alaidid Sebut Penolakan Kehadiran Habib Rizieq di Jawa Barat Meluas
Menanggapi hal tersebut, mantan aktivis 1998 Budiman Sudjatmiko menilai bahwa nyali dan nalar diperlukan dalam upaya mengkritik sebuah institusi atau perorangan.
Ia menambahkan, keduanya diperlukan agar mendapat dihargai oleh lawan dan dipercayai oleh kawan.
"Jika nalarmu tak bisa menopang tuduhan2mu, minimal nyalimu yg menopangnya. Kalau keduanya tak kau punyai, lawan tak jadi menghargaimu, kawan tak lagi mempercayaimu," ujar Budiman Sudjatmiko dalam akun Twitter miliknya sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Selasa, 24 November 2020.
Baca Juga: DKI Jakarta Ada di Urutan Lima Besar Kasus Covid-19, Satgas Minta Anies Tindak Pelanggar Protokol
Politisi Fraksi PDI-Perjuangan tersebut mengungkap pengalamannya ketika ditangkap oleh kepolisian saat menjadi aktivis 1998.
???? gak ada medsos. Lagi pula waktu diinterogasi selama 7 hari 7 malam & saya mulai lesu, interogator2 itu malah ngeledek, "Kok pejuang demokrasi lesu?! Payah kamu, Bud! Bikin saya bangga sdh menangkap & menginterogasimu donk. Yg gagah kayak Xanana!"???? https://t.co/nwpYh8L22t— Budiman Sudjatmiko (IG: budimaninovator) (@budimandjatmiko) November 23, 2020
"Lagi pula waktu diinterogasi selama 7 hari 7 malam & saya mulai lesu, interogator2 itu malah ngeledek, 'Kok pejuang demokrasi lesu?! Payah kamu, Bud! Bikin saya bangga sdh menangkap & menginterogasimu donk. Yg gagah kayak Xanana!'," tutur Budiman Sudjatmiko.***