Perdebatan Vaksin Covid-19, Vaksinolog : Manfaat Vaksinasi Lebih Banyak Dibanding Efek Sampingnya

- 30 November 2020, 18:25 WIB
Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe.
Vaksinolog dr. Dirga Sakti Rambe. /Katriana/ANTARA

PR BEKASI - Sejumlah negara di dunia tengah melakukan penelitian dalam produksi vaksin Covid-19, hal tersebut juga dilakukan di Imdonesia.

Sebelumnya, Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ridwan Kamil menjadi relawan vaksin Covid-19 yang tengah diproses agar siap disebarkan guna mencegah terjadinya penularan virus Covid-19.

Namun, produksi vaksin Covid-19 sempat memicu perdebatan terkait manfaat dan efek sampingnya. Lantaran, virus Covid-19 merupakan virus baru yang belum ada penelitian atau literatur kasus sebelumnya untuk dijadikan pedoman.

Baca Juga: Edhy Prabowo Terjerat Korupsi, HNSI Berharap KKP Dipimpin Figur Profesional dan Non-partai

Vaksinolog dan dokter spesialis penyakit dalam dr Dirga Sakti Rambe menjawab perdebatan tersebut, ia mengatakan bahwa manfaat vaksinasi lebih banyak dibandingkan efek sampingnya.

"Namanya produk medis pasti punya efek samping. Tapi perlu diketahui manfaatnya jauh lebih besar dari pada efek sampingnya," kata Dirga pada dialog produktif tentang vaksin yang dipantau secara daring di Jakarta, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Senin, 30 November 2020.

Menurutnya, semua ada efek samping baik obat maupun vaksin bahkan jika terlalu banyak mengonsumsi air putih pun dapat berefek samping pada ginjal dan jantung.

Kemudian ia juga menjelaskan bahwa efek samping dari vaksin mayoritas bersifat ringan yaitu hanya bersifat lokal kemerahan atau bengkak dibekas suntikan.

Baca Juga: Luhut Klaim Sekolah Swasta Miliknya Jadi SMA Terbaik Peringkat Ketiga di Seluruh Indonesia

Namun, ia tidak memungkiri bahwa vaksinasi juga berefek demam. Tapi, deman tersebut merupakan tanda vaksin itu bekerja sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Diketahui, vaksin bertahan di dalam tubuh tergantung dari jenis vaksin dan jenis penyakitnya, hal itu diketahui dari penelitian yang ada.

Ada vaksin yang memberi perlindungan seumur hidup, atau ada yang beberapa tahun, tapi kekebalan biasanya baru muncul dua minggu setelah vaksinasi.

Baca Juga: Jelang Tes Usap Massal, Kabupaten Bekasi Siapkan 500 Kamar Isolasi

"Vaksin melatih sistem imunitas kita sehingga terbentuk antibodi. Tidak ada gejala tertentu, tapi sebagian bisa mengalami demam, kemerahan di bekas suntikan dan itu semua sifatnya ringan, wajar dan akan hilang dengan sendirinya," katanya, menambahkan.

Kemudian, bagi yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid, perlu dilihat jenis vaksinnya. Misalnya vaksin influenza, pada orang-orang yang memiliki penyakit komorbid seperti jantung, ginjal, diabetes menurut Dirga justru dianjurkan untuk divaksin.

Namun, ada juga jenis-jenis vaksin lain yang tidak boleh diberikan pada kondisi tertentu. Karena, itu perlu diketahui dari hasil penelitian dan jenis vaksinnya masing-masing.

Baca Juga: Jelang Tes Usap Massal, Kabupaten Bekasi Siapkan 500 Kamar Isolasi

Maka dari itu, lanjutnya, sebelum divaksin perlu dipastikan tubuh dalam kondisi sehat secara umum, namun tidak ada syarat spesifik bagi orang yang akan divaksinasi.

Selain itu, ​​​​​​ia juga mengingatkan agar masyarakat tidak perlu ragu menjalani vaksinasi jika nanti vaksin Covid-19 telah beredar karena sudah mendapat izin edar dari BPOM yang sudah dipastikan keamanan dan efektivitasnya.

Saat ini, pemerintah tengah mengembangkan vaksin Merah Putih dan menjajaki kerjasama dengan produsen negara lain untuk pengembangan vaksin guna penanganan pandemi Covid-19.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x