Tambahan 1,8 Juta Vaksin Covid-19 Sinovac Tiba di Bandung, Retno Marsudi Ungkap Rencana Besar Lain

- 1 Januari 2021, 07:56 WIB
Ilustrasi vaksin Sinovac tahap kedua tiba di Indonesia Kamis, 31 Desember 2020.
Ilustrasi vaksin Sinovac tahap kedua tiba di Indonesia Kamis, 31 Desember 2020. /PMJ News

PR BEKASI – Kabar baik di penghujung akhir tahun 2020, sebanyak 1,8 juta vaksin Sinovac tambahan telah tiba di Indonesia pada Kamis, 31 Desember 2020 sekira pukul 12.00 WIB.

Kedatangan vaksin Sinovac kedua asal perusahaan farmasi China ini diangkut menggunakan pesawat Garuda Indonesia setelah sebelumnya pada 6 Desember 2020 lalu 1,2 juta dosis telah tiba di Indonesia.

Kabar baik ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang.

Baca Juga: Lembaran Baru 2021 Resmi Dimulai, 3 Zodiak Ini Diprediksi Raup Rezeki Nomplok

"Alhamdulillah pada hari ini (Kamis) telah tiba 1,8 juta vaksin Sinovac di Indonesia selanjutnya vaksin ini akan dikirim ke Bio Farma Bandung untuk penyimpanan sesuai protokol penyimpangan vaksin secara aman sesuai standar WHO," ungkapnya.

Dengan pengiriman tahap kedua tersebut, artinya menurut Retno Marsudi, sudah ada 3 juta vaksin Sinovac ada di Indonesia.

"Dalam waktu dekat 15 juta 'bulk' vaksin dari Sinovac yang akan dimanufaktur Bio Farma akan tiba di Indonesia," tambah Retno Marsudi, seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara pada Jumat, 1 Januari 2021.

Menurut Retno Marsudi, sejak awal pemerintah juga terus menjalin komunikasi untuk mengamankan suplai dari berbagai sumber lain.

Baca Juga: Resmi Dibubarkan Anak Buah Jokowi, Berikut 7 Poin Isi SKB Menteri yang Sudahi Kiprah FPI

"Kemarin Indonesia sudah tanda tangan komitmen suplai dari Novavax yang menggunakan 'platform' protein sub rekombinan yang berasal dari Amerika Serikat sebesar 50 juta dosis kemudian dengan AstraZenica yang menggunakan 'platform' viral factor yang berasal dari Inggris juga sebesar 50 juta," ungkap Retno.

Secara pararel pembicaraan berkesinambungan juga terus dilakukan dengan perusahaan vaksin Pfizer yang berasal dari Ameriksa Serikat dan Jerman.

Retno Marsudi juga mengatakan bahwa vaksin buatan perusahaan Inggris AstraZeneca telah mendapat emergency use authorization atau EUA dari Medicines and Healthcare Product Regulatory Agency atau MHRA Inggris.

Menurutnya, ini menjadi kabar baik untuk semuanya karena MHRA adalah salah satu regulator yang memiliki mekanisme reliance dengan BPOM.

Baca Juga: Terbaring di RS karena Covid-19, Warganet Doakan Kesembuhan Syekh Ali Jaber

Ia menambahkan bahwa reliance penerbitan EUA ini untuk AstraZeneca lebih mudah dan bisa menjadi basis dan review untuk mengeluarkan EUA di Indonesia.

Kemudian, Retno Marsudi merinci sejumlah pengadaan vaksin Covid-19 di Indonesia itu berasal dari mana saja.

Pertama, pengadaan vaksin COVID-19 di Indonesia berasal dari perusahaan China Sinovac sebanyak 125 juta vaksin.

Kedua, perusahaan Amerika Serikat dan Kanada Novavax sebanyak 100 juta dosis.

Ketiga, perusahaan Inggris AstraZeneca sebanyak 100 juta dosis.

Baca Juga: 462 PNS Kabupaten Bekasi Diangkat, Begini Pesan Penting Kepala BKPSDM

Terkahir keempat, dari perusahaan Jerman dan Amerika Pfizer sebanyak 100 juta dosis serta Global Alliance for Vaccines (GAVI) sebagai bentuk kerja sama multilateral sehingga Indonesia dapat memperoleh 16-100 juta dosis secara gratis.

Sementara itu, 4 truk envirotainer yang berisi 1,8 juta vaksin covid-19 Sinovac telah tiba di Biofarma, Kota Bandung pada Kamis, 31 Desember 2020 pukul 18.00 WIB dengan pengawalan ketat TNI dan Polri.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah