Pesawat Sriwijaya Air SJ182 Hilang Kontak, DPR Minta Kemenhub Evaluasi Total Transportasi Udara

- 10 Januari 2021, 19:12 WIB
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan penerbangan SJ 182 CGK - PNK hilang kontak pada pukul 14.40 WIB.
Pesawat Sriwijaya Air rute Jakarta-Pontianak dengan penerbangan SJ 182 CGK - PNK hilang kontak pada pukul 14.40 WIB. /FOTO ANTARA/Rezky Purwono/

PR BEKASI - Pasca terjadinya kecelakaan yang menimpa pesawat Sriwijaya Air SJ-182 pada Sabtu, 9 Januari 2021 di perairan Kepulauan Seribu, DPR RI meminta Kementerian Perhubungan (Kemenhub) untuk mengevaluasi secara menyeluruh transportasi udara di masa pandemi Covid-19.

Hal tersebut dikatakan oleh anggota Komisi V DPR-RI Rifqinizamy Karsayuda dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu, 10 Januari 2021.

"Menteri Perhubungan perlu melakukan evaluasi total terhadap berbagai hal terkait transportasi udara di masa pandemi," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Legislator tersebut menjelaskan pertengahan 2020  Federal Aviation Asociation (FAA) di Amerika Serikat telah mengeluarkan rekomendasi kepada lebih dari 2.000 unit pesawat Boeing 737, khususnya Boeing 737-300, 737-400, dan 737-500, yang digunakan di seluruh dunia pada masa pandemi ini.

Baca Juga: Dukung Pencarian Sriwijaya Air SJ182, BNPB Kirim Bantuan Logistik dan Peralatan

FAA menyebutkan tidak digunakannya pesawat dalam kurun waktu yang lama akan mengakibatkan korosi pada pesawat tersebut.

Menurut Rifqinizamy Karsayuda, temuan FAA tersebut harusnya telah menjadi peringatan keras bagi berbagai maskapai di Tanah Air yang menggunakan pesawat Boeing 737 dimaksud.

"Kemenhub sejak awal harus mengantisipasi temuan FAA ini di Indonesia. Karenanya, musibah SJ-182 ini harus menjadi evaluasi total bagi dunia penerbangan kita di masa pandemi ini," katanya.

Ia mengatakan akan meminta secara resmi kepada pimpinan dan para anggota Komisi V DPR RI untuk duduk bersama Menteri Perhubungan beserta seluruh jajaran terkait, termasuk KNKT, untuk melakukan evaluasi total pasca musibah ini.

Baca Juga: Bencana Longsor Sumedang, Kepala BNPB Berharap Warga Mau Direlokasi

"Dari sisi teknologi penerbangan, pasti ada konsekuensi tersendiri akibat berkurangnya volume pemakaian pesawat-pesawat udara tersebut, belum lagi soal isu usia pesawat yang banyak berusia tua," kata Rifqinizamy Karsayuda.

Kecelakaan yang dialami pesawat Sriwijaya SJ-182 Rute Jakarta-Pontianak membuat luka mendalam bagi bangsa Indonesia di awal 2021.

Rifqinizamy Karsayuda menyatakan sangat terkejut dan merasakan duka mendalam atas peristiwa ini.

"Ada beberapa sahabat karib saya dan istri yang menjadi penumpang SJ-182. Kaget, sekaligus amat bersedih dan kehilangan atas musibah ini," katanya.

Baca Juga: Basarnas Terima 3 Kantong Serpihan Pesawat dan 5 Kantong Potongan Tubuh Korban Sriwijaya Air SJ182

Dirinya menyadari, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak awal 2020 lalu merupakan masa yang amat sulit bagi dunia penerbangan.

Karena dari sisi bisnis, dunia penerbangan amat merasakan dampaknya dengan menurunnya jumlah penumpang akibat pembatasan kapasitas pesawat.

"Kendati demikian, keselamatan penumpang adalah segala-galanya," kata legislator asal PDI Perjuangan tersebut.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x