Baca Juga: Bersinergi dengan Menkominfo, Sandiaga Uno: Sinyal Komunikasi Sangat Penting bagi Wisatawan
"Sekarang air seharusnya kembali ke rumahnya di hutan, ternyata tidak ada pohon yang memerlukan air lagi, jadi airnya tidak bermukim lagi di rumahnya, maka dia langsung pergi ke sungai, logikanya begitu," tuturnya.
"Jadi kenapa ada banjir, karena rumah air itu hutannya, kan yang butuh air itu kan pohon dan air itu sifatnya dia mengalir masuk ke pohon, membawa air naik ke atas pucuk dahannya lalu diuapkan," sambungnya.
Oleh karena itu, ungkapnya, sudah satu minggu belakangan Walhi memperlihatkan peta soal deforestasi di Kalimantan sejak 50 tahun yang lalu hingga 2020 untuk mengkritik Jokowi.
Baca Juga: Ini Isi 'Tas Siaga Bencana' untuk Hadapi Multi Risiko Bencana hingga Maret Nanti
"Walhi menganggap, pak Jokowi tidak mengerti deforestasi itulah yang menyebabkan banjir, tapi Walhi kan gak bisa terangkan itu secara akademis, karena menganggap pak Jokowi mestinya paham dong, kan dia belajar juga soal semacam itu," ujar Rocky Gerung.
Dalam kunjungan Jokowi ke Kalsel, ia menyatakan bahwa banjir di Kalsel adalah yang terbesar selama 50 tahun terakhir.
Baca Juga: Cetak Dua Gol, Ibrahimovic Tegaskan Posisi AC Milan di Puncak Klasemen Sementara Serie A
Curah hujan yang tinggi selama hampir 10 hari berturut-turut, kata Jokowi, menyebabkan daya tampung Sungai Barito yang biasanya menampung 230 juta meter kubik tidak lagi mampu menampung debit air yang mencapai sebesar 2,1 miliar kubik air.***