PR BEKASI - Dosen Fakultas Hukum Universitas Monash Australia Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir turut menyoroti pernyataan kontroversi komedian Pandji Pragiwaksono terkait pembubaran Front Pembela Islam (FPI).
Untuk informasi, Pandji Pragiwaksono menyatakan tidak setuju ormas FPI dibubarkan pemerintah pada 30 Desember 2020 lalu.
“Ngebubarin itu percuma, karena nanti akan ada yang lain lagi, Front Pejuang Islam atau lainnya,” tutur Pandji Pragiwaksono.
Baca Juga: Sinyal S.O.S di Pulau Laki Terkonfirmasi Hoaks, Begini Penjelasan Resmi Basarnas
Tidak hanya itu, Pandji juga menyinggung ormas Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam argumentasinya mengenai kedekatan rakyat dengan FPI.
Berdasarkan ucapan Thamrin Tomagola, Pandji mengungkap bahwa FPI dekat dengan rakyat sebab keterbukaan para tokohnya, berbanding terbalik dengan para tokoh NU dan Muhammadiyah.
“Kata Pak Thamrin Tomagola, pintu rumahnya ulama-ulama FPI kebuka untuk warga, jadi orang kalau mau datang bisa. Nah, yang NU dan Muhammadiyah yang terlalu tinggi dan elitis, warga tuh gak kesitu, warga justru ke FPI,” tutur Pandji Pragiwaksono.
Baca Juga: Banjir Bandang di Puncak Bogor, Ade Yasin: Pengungsi Ditempatkan di Villa dengan Prokes
Menurut Pandji, NU dan Muhammadiyah tidak dekat dengan rakyat sebab didominasi oleh para elite-elite politik.
Editor: Puji Fauziah