Minta Pemerintah Waspada Terhadap Virus Nipah, HNW: Jangan Menyepelekan Seperti Awal Covid-19

- 30 Januari 2021, 06:55 WIB
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) minta pemerintah serius tanggapi potensi munculnya virus Nipah.
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid (HNW) minta pemerintah serius tanggapi potensi munculnya virus Nipah. /Dok. PKS/PKS

PR BEKASI- Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) meminta pemerintah agar waspada secara dini terkait potensi munculnya virus Nipah di Indonesia. 

Ia menyebut walapun kini Pandemi Covid-19 pun belum selesai, tetapi potensi kemunculan virus Nipah tersebut tidak bisa disepelekan.

Hal itu diungkapkan oleh HNW dalam cuitannya melalui akun Twitter pribadi miliknya @hnurwahid, Jumat, 29 Januari 2021.

"Sekalipun tetap harus atasi pandemi Covid-19, pemerintah juga penting segera siap siaga hadapi kemungkinan penyebaran virus Nipah," ucap HNW. 

Baca Juga: Tak Main-main, Arief Muhammad Beri Kamera Canggih untuk Dian Widiyanarko, YouTuber yang Dikomplain Eiger

Ia menjelaskan bahwa hal itu harus segera disiapkan mengingat potensi dampak dari virus ini yang juga berbahaya seperti Covid-19.

"Yang kabarnya potensial jadi pandemi besar berikutnya," ucapnya. 

Politisi PKS tersebut juga menekankan pemerintah untuk tidak menganggap remeh potensi penyebaran virus ini.

Ia meminta agar sikap pemerintah menanggapi potensi munculnya virus Nipah ini tidak serupa seperti awal menanggapi virus Covid-19.

Baca Juga: Hasil Seleksi Pencarian Jubir Baru, KPK Sebut Tak Ada Satupun Peserta Lolos hingga Tahap Akhir

"Jangan lagi menyepelekan, apalagi sampai 'tiktokan', seperti saat awal sikapi penyebaran Covid-19," ujarnya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan akun Twitter @hnurwahid, Jumat, 29 Januari 2021.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan peringatan perihal potensi penularan dari virus nipah yang berbahaya. 

Pihaknya memperingatkan akan bahaya virus tersebut yang telah ditemukan menginfeksi ternak babi di Malaysia melalui kelalawar pemakan buah.

Hal tersebut disampaikan langsung oleh pihak Kemenkes, yaitu Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, Didik Budijanto.

Baca Juga: Galih Ginanjar Gandeng Perempuan Baru di Medsosnya, Begini Kata Barbie Kumalasari

Walaupun pada 1999 pernah terjadi wabah virus Nipah yang menyebabkan kematian pada ternak babi dan manusia di Semenanjung Malaysia, Ia menyebut hingga kini kejadian infeksi virus nipah itu belum pernah dilaporkan di Indonesia.

Akan tetapi, Ia menjelaskan bahwa penularan virus nipah ke indonesia cukup berpotensi. Hal tersebut melihat pada hasil penelitian yang menunjukkan adanya kelelawar buah yang bergerak secara teratur dari Semenanjung Malaysia ke Pulau Sumatera.

Hal itu terjadi khususnya di wilayah Sumatera Utara karena diketahui daerahnya memang berdekatan dengan Malaysia.

Baca Juga: Tak Hanya Jadi Destinasi Wisata, Gus Yaqut Dorong Candi Borobudur sebagai Rumah Umat Buddha Terbesar di Dunia

Perlu diketahui bahwa virus Nipah ini ditemukan oleh seorang peneliti senior di Red Cross Emerging Infectious Disease-Health Science Centre di Thailand, Supaporn Wacharapluesadee.

"Kehadiran virus ini sangat mengkhawatirkan, karena belum ada obatnya jika tertular ke manusia. Untuk tingkat kematiannya sangat tinggi, sekitar 40-75 persen sesuai dengan lokasi penyebarannya," ucap Wacharapluesadee.

Virus ini bukan saja dapat menyebar dan menular melalui kontak secara langsung dan juga makanan, tetapi juga mampu menginfeksi jenis hewan lainnya. 

Baca Juga: KPK Akan Periksa Tiga Orang terkait Dugaan Korupsi di Pabrik Gula Jatiroto PTPN XI

Selain itu, virus Nipah ini juga memiliki proses inkubasi yang cukup lama yaitu sekitar 45 hari.

Virus nipah ini memiliki berbagai gejala yang akan dirasakan terhadap seseorang bila terinfeksi virus ini. 

Diantaranya adalah masalah pernapasan seperti sakit tenggorokan dan batuk, lesu, hingga pembengkakan otak yang bisa menyebabkan kematian.***

Editor: Puji Fauziah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah