Risiko Kematian Virus Nipah Lebih Tinggi dari Covid-19, Epidemiologi: Bukan Hal Baru, Tapi Jadi Ancaman Serius

- 2 Februari 2021, 19:56 WIB
Ilustrasi virus nipah dari China yang kembali menjadi ancaman dunia.
Ilustrasi virus nipah dari China yang kembali menjadi ancaman dunia. /Pixabay/Tumisu/Pixabay

PR BEKASI – Belum usai virus Covid-19 melanda berbagai negara di penjuru dunia, kini timbul kekhawatiran baru mengenai kemunculan virus Nipah.

Virus Nipah ini muncul di China dengan tingkat kematian hingga 75 persen dan berpotensi menjadi risiko pandemi besar berikutnya.

Bahkan virus nipah sudah ditemukan menginfeksi ternak babi di Malaysia melalui kelelawar pemakan buah.

Sementara itu, berdasarkan identifikasi organisasi kesehatan WHO, virus Nipah masuk dalam daftar salah satu dari 10 penyakit menular dari 16 penyakit sebagai risiko kesehatan terbesar masyarakat.

Baca Juga: Tidak Hanya di Medan, Pedagang Daging Anjing di Jakarta Bunuh 3 Kucing dengan Alasan Salah Meracuni 

Bersama dengan Mers dan Sars-penyakit pernapasan yang disebabkan oleh virus corona serta memiliki tingkat kematian yang jauh lebih tinggi daripada COVID-19 tetapi tidak terlalu menular.

Oleh karena itu, Ketua Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Provinsi Sumatra Barat Defriman Djafri Ph.D mengingatkan bahwa virus Nipah ini merupakan ancaman nyata terutama di negara-negara Asia Tenggara dan Asia Selatan.

"Sebenarnya ini tidak tergolong baru namun ini menjadi ancaman yang nyata ketika kita masuk ke negara-negara di Asia Tenggara dan Asia Selatan," kata dia saat dihubungi di Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Ia mengatakan bahwa virus Nipah memiliki kemiripan dengan virus corona atau COVID-19 yang disebarkan oleh kelelawar atau dengan kata lain tergolong zoonosis.

Halaman:

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah