Soroti Cuitan Novel terkait Kematian Ustaz Maaher, Ferdinand: Lebih ke Propaganda Agar Publik Marah

- 9 Februari 2021, 15:14 WIB
Soni Ernata alias Ustaz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di Rutan Mabes Polri.
Soni Ernata alias Ustaz Maaher At-Thuwailibi meninggal dunia di Rutan Mabes Polri. /Instagram.com/ustadmaaher_official

 

PR BEKASI - Mantan Politisi Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean menyoroti cuitan dari penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang berisi ucapan duka cita terhadap kematian Ustaz Maaher.

Menurut Ferdinand Hutahaean, cuitan dari Novel Baswedan tersebut malah cenderung menyudutkan Polri terkait meninggalnya Ustaz Maaher di dalam rutan.

Ini contoh komentar yg menyudutkan Polri soal kematian Maher,” katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari akun Twitter @FerdinandHaean3 pada Selasa, 9 Februari 2021.

Baca Juga: Yahya Zaini Optimistis Target Vaksinasi Covid-19 Indonesia dalam 15 Bulan Akan Rampung

Dirinya menambahkan, Novel Baswedan seakan-akan sedang membuat propaganda untuk membuat masyarakat rakyat terhadap kematian Ustaz Maaher yang dianggapnya tak wajar.

Lbh kpd propaganda agar publik marah, dia bawa gelar ustad, pdhl semua sama didepan hukum,” katanya.

Lebih lanjut, Ferdinand Hutahaean mengatakan Ustaz Maaher memang sudah mempunyai riwayat penyakit sebelum ditahan oleh kepolisian.

Baca Juga: Didera Isu Kudeta Internal Partai, Pengamat: AHY dan Demokrat Justru Bisa jadi Kiblat Politik Milenial

Menurutnya, selama di tahanan, Ustaz Maher telah mendapatkan perawatan kesehatan yang layak dari Polri.

Tak sampai disitu, dirinya juga meminta masyarakat khususnya warganet untuk menjauhi opini dari Novel Baswedan yang dianggapnya provokatif.

Maher ditahan memiliki riwayat penyakit dan telah dirawat secara patut olh Polri. Publik hrs jauhi opini2 provokatif sprt ini,” kata Ferdinand Hutahaean.

Sebelumnya, Novel Baswedan lewat akun Twitter pribadinya @nazaqistsha mengungkapkan rasa duka cita atas meninggalnya Ustaz Maaher. 

Baca Juga: Kembali Turun Tangan, Cristiano Ronaldo Bantu Selamatkan Nyawa Anak dari Kanker di Portugal

Innalillahi Wainnailaihi Rojiun Ustadz Maaher meninggal di rutan Polri,” kata Novel Baswedan.

Dalam cuitan tersebut, dirinya juga mempertanyakan sikap polri yang seakan memaksakan penahanan Ustaz Maaher yang sedang dalam keadaan sakit.

Selain itu, Novel Baswedan mengatakan aparat kepolisian seharusnya tidak memperlakukan tahanannya dengan semena-mena, khususnya terhadap seorang ustaz. 

Baca Juga: 11 Hari Demam Tinggi, Ari Lasso Positif Covid-19: Badan Kayak Dicubutin Satpam Terus-menerus

Pdhl kasusnya penghinaan, ditahan, lalu sakit. Org sakit, kenapa dipaksakan ditahan? Aparat jgn keterlaluanlah.. Apalagi dgn Ustadz. Ini bukan sepele lho..,” katanya.

Diketahui, Ustaz Maaher meninggal dunia pada Senin, 8 Februari 2021 di dalam Rutan Mabes Polri, Jakarta akibat sakit yang dideritanya.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divhumas Polri Brigjen Pol. Rusdi Hartono.

"Benar, (meninggal) karena sakit," kata Rusdi Hartono.

Baca Juga: Dukung Revisi UU Pemilu, Annisa Pohan: Demokrat Selalu Suarakan Harapan Rakyat, Bukan Kepentingan Golongan

Sementara itu kuasa hukum dari Ustaz Maheer, yaitu Djuju Purwantoro juga mengatakan bahwa kliennya meninggal sekira pukul 19.00 WIB.

"Iya betul, beliau meninggal sekira pukul 19.00 WIB di Rutan Mabes Polri," kata Djuju Purwantoro.

Disebutkan Djuju Purwantoro bahwa kliennya sebelum wafat memang sudah beberapa kali bolak -balik ke RS Polri Said Soekanto untuk menjalani perawatan.

Meski begitu Djuju Purwantoro tidak menjelaskan penyakit apa yang diderita oleh Ustaz Maheer.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Twitter


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah