PR BEKASI - Pengamat politik Rocky Gerung mengaku kecewa dengan Permadi Arya alias Abu Janda dan mantan Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai yang baru saja berdamai.
Usai dipolisikan akibat cuitan rasis kepada Natalius Pigai, Abu Janda berharap bisa dipertemukan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Permintaan Abu Janda itu pun seolah-olah langsung dikabulkan dan keduanya akhirnya dipertemukan. Keduanya sepakat berdamai di sebuah meja makan yang dimediasi oleh Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad.
Kekecewaan Rocky Gerung tersebut datang dari keputusan Natalius Pigai yang memilih berdamai dengan Abu Janda.
Pasalnya cuitan rasis Abu Janda tersebut telah menyinggung nilai-nilai HAM, dan Rocky Gerung menegaskan bahwa hal tersebut tidak bisa diselesaikan sesederhana itu.
"Permusuhan antara makhluk itu (Abu Janda) dengan Natalius Pigai kan soal HAM dan soal HAM itu gak boleh diselesaikan di meja makan!," ucapnya dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com, dari kanal YouTube Rocky Gerung Official, Selasa, 9 Februari 2021.
Baca Juga: Hormati Pihak Keluarga, Polri Tak Bisa Beberkan Penyakit yang Diidap Ustaz Maaher
Rocky Gerung mengatakan bahwa hal semacam itu, berdamai, hanya bisa dilakukan jika permusuhan dari kedua belah pihak didasari karena politik
"Jadi mestinya yang dipertemukan oleh saudara Dasco sebagai partai pendukung pemerintah, yaitu Habib Rizieq dan Jokowi, Itu musuh politik yang mesti didamaikan," ucapnya.
"HAM gak boleh didamaikan karena itu adalah catatan sejarah, kalau didamaikan berarti semua orang boleh lakukan hal yang sama nanti, itu prinsipinya," sambung Rocky Gerung.
Baca Juga: Mulai 10 Februari, Daop 1 Jakarta Tambah Perjalanan KA pada Gapeka 2021
Rocky Gerung mengaku belum tahu pasti, apa sebenarnya agenda kekuasaan yang berusaha merangkul Natalius Pigai.
"Kita gak tahu ini agenda apa, yang kita tahu ini adalah agenda kekuasaan yang menganggap bahwa Natalius Pigai bisa berbahaya kalau tidak dirangkul atau sebaliknya, Abu Janda sedang terancam," tuturnya.
Oleh karena itu Rocky Gerung menilai bahwa perdamaian itu hanyalah perdamaian yang semu. Dirinya pun sekali lagi menegaskan bahwa isu soal HAM dan ras telah menjadi persoalan turun temurun.
"Sejarah panjang tentang peradaban di dalam menghargai ras itu tidak bisa didamaikan, dia harus dicatat dalam sejarah dan catatan itu harus ada tandanya," ucapnya.
Kalaupun, ungkap Rocky Gerung, ini sekadar usulan dari seorang politisi untuk berdamai, poinnya masih terlihat semu karena dimediasi oleh seorang pendukung Jokowi.
"Jadi poinnya tetap tidak bakal diingat sebagai sebuah perdamaian, karena dilakukan oleh seorang politisi yang ada di pihak pemerintah," kata Rocky Gerung.
Baca Juga: Bantah Kabar Penyiksaan Ustaz Maaher Selama di Rutan, Polri: Almarhum Meninggal karena Sakit
Menurutnya, perdamaian hanya bisa dilakukan jika dimediasi oleh pihak ketiga yang betul-betul netral.
"Ini saudara Dasco adalah pimpinan Partai gerindra juncto pimpinan DPR dan partainya pendukung Jokowi, itu jadi tanda tanya besar bagi publik pengamat demokrasi." katanya.***