Hadapi Para Pengkritik, Anies Baswedan: Kalau di Wilayah Publik, Kupingnya Tidak Boleh Tipis

- 16 Februari 2021, 16:00 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pendapatnya perihal kritik yang marak dilakukan di wilayah publik secara digital.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan pendapatnya perihal kritik yang marak dilakukan di wilayah publik secara digital. /Instagram.com/@aniesbaswedan

Sebagai pelayan publik untuk wilayah Ibu Kota Jakarta, Anies Baswedan mengaku tidak menempatkan kritik ke dalam ranah pribadi.

Baca Juga: Rahmat Effendi Gelar Party di Cisarua, Dr Tirta Minta Ridwan Kamil Tindak Tegas Walikota Bekasi

"Saya sedang diamanati, selama tiga tahun terakhir ini mengurus masalah di Jakarta. Apakah masalahnya baru mulai tiga tahun terakhir? tidak, masalahnya sudah lama. Dan kemudian ketika orang mengkritik, rileks saja, anggap itu bagian dari ungkapan pandangan," kata Anies Baswedan.

Namun begitu Anies Baswedan mengingatkan kepada pengkritik yang dinilai terlampau keras, bahkan berujung caci-maki, agar dapat berhati-hati dengan sikapnya. Anies Baswedan mengatakan bahwa dalam era digital, terdapat rekam jejaknya.

Karena itu ia menyampaikan agar jangan sampai ungkapan caci maki yang dilakukan oleh seseorang, di kemudian hari justru akan membuat malu anak - cucunya sendiri.

Baca Juga: Soroti Isu Radikalisme, Mahfud MD: Indonesia Lahir karena Bung Karno Radikal

"Ini beda dengan dulu, ketika catatan itu tidak ada. Hari ini apa yang kita katakan, akan terekam hampir permanen.Termasuk bagi buzzer, siapapun yang berungkap (menyatakan) di situ, jangan sampai di kemudian hari harus men-delete (menghapus) yang ditulis," kata Anies Baswedan.

Sebab ketika seseorang di kemudian hari menghapus tulisannya, maka orang dikatakan oleh Anies seolah sedang mengatakan pada dirinya 'Saya malu pada diri saya sendiri'.

Lebih jauh Anies Baswedan menerangkan bahwa sebetulnya yang terjadi saat ini tidak berbeda jauh dengan obrolan yang terjadi di warung kopi. Namun yang membedakan bahwa obrolan warung kopi saat dulu tidak terdengar, lantaran tidak memiliki media.

Baca Juga: Roy Suryo Sarankan Revisi UU ITE Dipersiapkan dengan Benar: Jangan Hanya Wacana atau Retorika Saja

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: YouTube Sobat Dosen


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah